Mohon tunggu...
Darwanto
Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Pria manula, purnabakti PNS

Mencari, membagi, mensyukuri...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saatnya Menggenjot Alkes

25 April 2020   20:41 Diperbarui: 25 April 2020   20:45 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukup mengejutkan berita yang dimuat di harian Kompas hari Sabtu, 25/4/2020, ini. Disebutkan bahwa harga berbagai jenis barang kesehatan seperti masker, disinfektan, dan sebagainya melonjak tinggi dari harga sebelum wabah Covid-19 masuk ke Indonesia.

Sebagai contoh hand sanitizer merek Antis, di Pasar Pramuka, Jakarta, ditawarkan seharga Rp 50.000 per botol, naik dari Rp 10.000. Cairan antiseptik merek Dettol ukuran 245 ml dijual seharga lebih dari Rp 125.000 per botol, naik dari Rp 60.000. Harga masker bedah merek Sensi dijual dengan harga Rp 485.000 per kotak isi 50 lembar, naik dari Rp 30.000.

Harga-harga tersebut terlihat mengikuti hukum ekonomi, permintaan bertambah sementara penawaran tetap akan menyebabkan harga naik. Namun dalam keadaan pandemi sekarang ini apakah hukum pasar itu dibiarkan berjalan tanpa kendali?

Hal yang sama juga terjadi untuk perlengkapan pelindung diri di rumah sakit, seperti baju APD, baju bedah, masker N95, masker bedah tiga lapis, kacamata google, perisai wajah, dan sarung tangan medis.

Pemerintah sudah berupaya mengusahakan berbagai alat perlengkapan pokok rumah sakit itu, antara lain mengimpor dari Tiongkok. Namun jumlahnya tidak cukup.

Banyak rumah sakit yang meminta tambahan perlengkapan kesehatan tersebut tapi tidak segera datang. Atau datang tapi jumlahnya terbatas.

Akibatnya banyak rumah sakit yang berusaha dengan cara sendiri mengusahakan alat perlengkapan medis.

Ada rumah sakit yang terpaksa menggunakan jas hujan sebagai pengganti APD karena ketersediaan APD yang hanya sekali pakai sangat terbatas dibandingkan tenaga medis yang ada.

Masker pun harus dijemur atau dipanaskan dalam almari dengan pencahayaan khusus sebelum dipakai lagi oleh tenaga medis yang sama.

Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya rumah sakit di daerah dalam mengusahakan perlengkapan kesehatan itu.

Dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 yang masih terus meningkat, maka kebutuhan alat kesehatan pun terus bertambah. Untuk itu, pemerintah perlu menggunakan sumber daya dan otoritas yang dimiliki untuk mencukupinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun