Perkembangan teknologi yang pesat dalam era Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan besar di berbagai sektor, termasuk bidang Teknik Mesin. Revolusi ini ditandai dengan integrasi antara teknologi digital, sistem fisik-siber (cyber-physical systems), dan Internet of Things (IoT) dalam proses manufaktur. Teknik Mesin, yang selama ini identik dengan mesin-mesin konvensional dan perhitungan manual, kini dituntut untuk beradaptasi dengan sistem otomatis dan kecerdasan buatan. Perubahan ini tidak hanya mengubah cara kerja para insinyur mesin, tetapi juga menuntut peningkatan kompetensi dalam penguasaan teknologi digital. Oleh karena itu, penting bagi dunia pendidikan dan industri untuk merespons tantangan ini dengan serius.
Dalam praktiknya, implementasi teknologi Revolusi Industri 4.0 dalam bidang Teknik Mesin membawa berbagai manfaat, seperti peningkatan efisiensi produksi, pengurangan biaya operasional, dan peningkatan kualitas produk. Misalnya, penggunaan sistem otomasi dan robotika telah memungkinkan produksi berlangsung selama 24 jam tanpa henti, dengan tingkat kesalahan yang sangat rendah. Selain itu, teknik manufaktur aditif seperti 3D printing memungkinkan produksi komponen yang kompleks dengan biaya yang lebih terjangkau dan waktu yang lebih singkat. Namun, di balik semua keuntungan tersebut, terdapat tantangan besar seperti kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki kompetensi multidisiplin. Hal ini berarti bahwa seorang insinyur mesin masa kini tidak hanya harus menguasai mekanika, tetapi juga pemrograman, analisis data, dan pengendalian sistem otomatis.
Sebagai kesimpulan, bidang Teknik Mesin tidak bisa lagi dipandang sebagai disiplin teknis yang terpisah dari perkembangan teknologi informasi dan digital. Transformasi yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 menuntut perubahan paradigma dalam cara berpikir dan bekerja para insinyur mesin. Dunia pendidikan harus mulai menyusun kurikulum yang lebih adaptif terhadap kebutuhan industri modern. Sementara itu, industri juga harus berinvestasi dalam pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) bagi para pekerja teknik. Dengan kerja sama yang sinergis antara pendidikan, industri, dan pemerintah, Teknik Mesin Indonesia dapat bersaing di kancah global dan menjadi bagian dari kemajuan teknologi masa depan
Penulis M. Hazwan Ghaisan
Mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI