Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia yang memiliki lebih dari 17,000 pulau. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa dan terbentang dari barat ke timur sepanjang hampir 5,000 km mulai dari Sabang di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (538'N, 9444'E) hingga Merauke di Propinsi Papua berbatasan dengan Papua Nugini (14137'E), dan dari utara ke selatan sepanjang 1,770 km dari Sangihe Talaud hingga Pulau Rote (1333'S).Â
Negara ini beriklim tropis dan memiliki lima buah pulau besar yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian. Bentuk topografi dasar laut Indonesia sangatlah unik, merupakan gabungan dari paparan benua, deretan pegunungan berapi di dasar laut dan palung laut yang dalam.Â
Sejarah geologi di wilayah negara ini juga amat kompleks, menyebabkan Indonesia memiliki tingkat endemisme tertinggi di dunia, antara lain memiliki keragaman jenis padang lamun tertinggi di dunia (lebih dari 12 jenis), wilayah hutan bakau yang luas, dan tutupan terumbu karang yang juga amat luas (lebih dari 75,000 km2).
Tingkat keragaman jenis dari biota-biota laut di Indonesia sangat beragam baik dari jenis ikan-ikan bertulang sejati maupun ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii). Dalam sebuah deklarasi mengenai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) pada tahun 1983, Indonesia ditetapkan dalam wilayah perikanan FAO nomor 57 dan 71, dimana Indonesia memiliki kewenangan untuk megelola wilayah perairan lautnya yang memiliki luas lebih dari 5.4 juta km2.Â
Dengan demikian sektor perikanan memegang peranan yang amat penting di negara ini. Sebagai contoh, total produksi perikanan laut di Indonesia pada tahun 1995 mencapai 3.2 juta ton, jauh lebih besar dibanding Australia yang hanya menghasilkan 214,196 ton pada periode waktu yang sama (Carpenter & Niem 1998).
Jenis ikan ini juga tertangkap sebagai hasil tangkap sampingan oleh nelayan yang menggunakan pukat dasar, pukat udang, jaring insang, pancing rawai dan bagan. Meskipun Indonesia tercatat sebagai negara dengan produksi perikanan hiu dan pari terbesar dan diyakini memiliki kekayaan jenis hiu dan pari tertinggi di dunia, namun hampir tidak ada kajian atau pun publikasi mengenai aspek biologi maupun komposisi jenis hiu dan pari dari negara ini.Â
Pengetahuan mengenai pengenalan jenis hiu dan pari yang ada di Indonesia amatlah dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang amat tinggi terhadap populasi jenis ini, serta untuk memperoleh data yang akurat dalam penentuan kebijakan terhadap pengelolaan sumber daya tersebutÂ
Tahun 2009 sebanyak 60 jenis hiu dan pari masuk ke dalam kategori terancam (vulnerable) (Camhi dkk. 2009). Berdasarkan IUCN Red List terdapat satu jenis hiu masuk ke dalam status Kondisi Kritis Punah (Critically Endangered), lima spesies berstatus Terancam Punah (Endangered), 23 Rentan (Vulnarable), sedangkan 35 spesies lainnya pada status hampir terancam (Near Threatened) di Indonesia (Fahmi dan Dharmadi 2013).