Mohon tunggu...
Hayyun Nur
Hayyun Nur Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pemerhati Sosial

Seorang penulis frelance, peminat buka dan kajian-kajian filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Syiah, Kafir?

15 September 2019   09:37 Diperbarui: 1 Januari 2020   09:57 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Syi'ah, Kafir (1) ?

=Hayyun ZSaVana=

Belakangan ini begitu marak vonis kafir untuk para pengikut Syi'ah. Perilaku ini hampir-hampir menjadi tradisi tahunan. Utamanya menjelang dan sesudah peringatan hari as-Syura. 10 Muharram. Hari yang dalam tradisi Syi'ah salah satunya diperingati sebagai hari berkabung. 

Untuk memperingati pembantaian cucu nabi Husain bin Ali. Yang tewas bersama hampir seluruh keluarganya dalam perang melawan pasukan Yazid bin Muawwiyah. Di padang Karbala, Irak. Yazid ketika itu merupakan khalifah kedua, penerus Muawiyah bin Abi Sofyan, pendiri  imperium Dinasti Umayyah.

Umumnya vonis kafir terhadap Syi'ah itu dilakukan tanpa terlebih dahulu mempelajari secara mendalam tentang sejarah aliran klasik dan modern dalam Islam. Lebih-lebih ajaran  inti doktrin politik Syi'ah. Seperti konsep imamah, vilayat el-faqih, berikut aliran-aliran lain yang tumbuh di dalam Syi'ah itu sendiri. Pokoknya asal Syi'ah, pasti kafir. Tuduhan beginipun umumnya latah. Ikut-ikutan trend. 

Lebih sering bermodalkan google dan link. Bukan dari sumber-sumber otoritatif khazanah keilmuan Islam. Klasik maupun kontemporer. Yang umumnya berbahasa Arab gundul dan berbahasa inggris itu.

Google dan linklah yang selalu menjadi modal itu. Parahnya lagi, semua informasi google dan link yang umumnya sepihak itu, tanpa dikritisi langsung diterima sebagai satu-satunya kebenaran. Diterima begitu saja. Apa adanya. Taken for granted. Pokoknya asal Syi'ah,   kafir. Pasti kafir.  

Tanpa peduli pula  implikasi dari vonis sesat tersebut bisa berakibat sangat jauh. Pada pelanggaran terhadap pesan-pesan moral etik al-Qur'an. Terutama ketika menyampaikan kebenaran Islam. Juga ketika menyikapi berbedaan dalam hal apapun. Termasuk bila harus terlibat dalam suatu perdebatan. Sesengit dan sekeras apapun perdebatan itu.

Vonis kafir terhadap Syi'ah itu hampir pasti juga mengabaikan fakta-fakta sosial empirik juga politik. Utamanya politik internasional tentang Syi'ah.

Bila vonis bahwa semua Syi'ah kafir itu benar,  maka seluruh pemimpin Iran, juga pasti Kafir. Mereka semuanya penganut Syi'ah. Pendiri Republik Islam Iran, Ayatullah Rohullah Khomeini, bersama para mantan presiden hebat semisal Rafsanjani dan Mahmud Ahmadinejad, ijuga presiden incumbent sekarang, mestinya kafir. 

Mereka semua penganut Syi'ah. Sistim politik negara mereka, seperti imamah dan vilayat el-faqih, juga kafir. Karena berdasarkan doktrin politik Syi'ah. Baik pemimpin, mayoritas warga negaranya, dan sistim politiknya, pasti kafir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun