Mohon tunggu...
Hayyun Nur
Hayyun Nur Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pemerhati Sosial

Seorang penulis frelance, peminat buka dan kajian-kajian filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Zilza

3 Mei 2019   18:21 Diperbarui: 3 Mei 2019   18:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

#5NovelZilza

#Likuifaksi

#KisahNyataBencanaLembahPalu

SEPENGGAL KISAH DARI BALIK MUSIBAH GEMPA, LIKUIFAKSI,  DAN TSUNAMI PALU,  DONGGALA,  SIGI (5)

Lari Dari Terjangan Lumpur

--Hayyun ZSaVana--

Bayi itu ternyata bukan si Dede.  Bayi yang  diambil dari seorang suster di lantai 2 RS itu. Yang ketika dibawa berlari tadi kelihatan sangat  mirip si Dede, ternyata bukan putri ketiga kami. Pada gelang warna pink di lengan bayi mungil itu,  tak   tertulis nama sesuai harapan kami.   Di situ tak tertulis BY: NY SUSI SUSILAWATI (P).  Tapi nama yang lain. Sudah pasti bayi cantik yang kini digendong Mama itu memang bukan si Dede.

Itu pukul 18.10 WITA. 8 Menit sesudah gempa.  Kurang dari 5 menit sebelum terjangan lumpur.

Melihat nama yang tertera di gelang pink, bukan identitas si Dede,   seketika seluruh tubuh saya terasa lunglai.  Rasa letih yang teramat sangat tiba-tiba mendera. Harapan untuk bisa bertemu si Dede sirna seketika.  

Sementara hari makin beranjak gelap. Kali ini benar-benar akan  gelap gulita.  Karena sepertinya jaringan  listrik juga telah padam total.  Sejak guncangan dahsyat  beberapa menit yang lalu.  Malam akan segera tiba.  Si Dede entah di mana.  Saya merasa begitu lelah.  Sangat lelah.  Sekaligus cemas.  Perasaan takut akan kehilangan si Dede semakin kuat menghantui kami sekeluarga.

Hiruk pikuk orang di sekeliling, masih terus berlangsung. Situasi panik belum lagi mereda. Di tengah hiruk pikuk kepanikan itu,  kami berenam hanya bisa terdiam.  Ada suassana  hening dan perasaan  kosong tiba-tiba mendera kami. Orang-orang semakin banyak berkumpul di lapangan itu.  Entah kemana kami harus mencari si Dede.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun