Mohon tunggu...
Hayya Nafia
Hayya Nafia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa

Peaceful mind, grateful heart, aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluarga Muslim untuk Peradaban Islam yang Gemilang

14 April 2021   20:40 Diperbarui: 14 April 2021   20:51 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia sebagai manusia berkebutuhan tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sendiri selain memutuskan untuk menjalin relasi sosial kepada manusia lain. Dalam menjalin relasi tersebut, tidak melupakan esensi individu manusia itu sendiri dalam memfungsikannya. Mereka akan saling tolong-menolong demi memenuhi apa yang menjadi kebutuhan satu sama lain. Dengan demikian manusia bertindak sebagai makhluk sosial.

Kemudian manusia membentuk suatu kelompok yang dinamakan masyarakat. Masyarakat merupakan sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu tempat sehingga lahirlah sebuah kebudayaan yang mengandung norma-norma yang telah disepakati. Menurut H. Booner (dalam Santoso, 2017: 106), karakterisasi individu dapat mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perbuatan individu lain dalam melakukan interaksi sosial sehingga diharapkan jalinan hubungan tersebut mendatangkan perubahan yang positif dari masa ke masa dalam membangun peradaban.

Peradaban dimulai dari masyakarat setempat yang bernafaskan budaya dan teknologi yang sebenarnya diciptakan manusia itu sendiri dengan segala kompleksitasnya. Intinya, peradaban timbul karena manusia yang menciptakannya. Manusia dapat berbangga diri karena ledakan sains dan teknologi yang didominasi dunia Barat telah menciptakan dunia modern. Menurut Noor (2017:86), berikut cara Islam memasuki modernitas dunia dengan tetap menganut prinsip-prinsip dasar ajaran Islam :

  1. Segi ilmu pengetahuan, di mana landasan keimanan tauhid menjadikan manusia sadar dan bertanggung jawab terhadap hasil pemahaman ilmu pengetahuan seraya fokus mengabdikan dirinya kepada yang menciptakan.
  2. Segi politik, di mana Islam dan demokrasi tidak dapat dipisahkan dan memiliki esensi yang compatible. Demokrasi telah dipraktikkan Islam sejak dini.
  3. Segi ekonomi, di mana Islam selangkah lebih maju dibandingkan sekadar mengedepankan barokah yang memperhatikan cara meningkatkan kesejahteraan umat.
  4. Segi sosial, di mana Islam merevisi pemahaman radikal mengenai pemikiran tradisional yang berkaitan dengan HAM dan status wanita dengan melakukan perbadingan antara Islam dan agama lain atau antara Islam dan pencapaian dunia Barat.

Berkaitan dengan peradaban, tentu tidak terlepas dari istilah masyarakat madani. Masyarakat madani merupakan suatu konsep masyarakat Islam hasil reformasi total dari sistem jahiliyah yang menganut paham otoriter penguasa sehingga masyarakat menjadi beradab atau ber-madaniyah (Soim, 2015:25). Konsep masyarakat tersebut dirintis oleh Nabi Muhammad SAW yang diawali dengan membentuk pribadi seorang muslim yang saleh dan salihah. Selain itu, kunci dasar terbentuknya masyarakat madani ternyata berada pada keluarga yang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan konsep masyarakat tersebut.

Secara singkat keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang terikat dari ikatan akad pernikahan sehingga menghasilkan keturunan yang sah menurut hukum agama. Keluarga sebagai bukti manusia untuk menyempurnakan iman dan melahirkan anak-anak yang nantinya menjadi generasi pemuda-pemudi Islam selanjutnya di masa depan. Keluarga dianggap sebagai bentuk sosialisasi primer sebelum mereka terjun ke dunia luar dan menjalin hubungan dengan masyarakat yang lebih luas. Realitas di zaman sekarang membuktikan bahwa keluarga hampir kehilangan panduan dalam menjalankan peran yang sebenarnya.

Berkaitan dengan judul artikel ini. Yang dimaksudkan keluarga muslim, yaitu keluarga yang berlandaskan akidah Islam yang berperan dalam menentukan visi-misi dan selalu berpegang teguh pada tauhid menjadi prinsipnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anfal [8]:20, “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).” Ketakwaan harus dipegang teguh oleh setiap anggota keluarga untuk ikut serta membangun peradaban Islam yang gemilang. Adapun fungsi keluarga muslim antara lain: (1) Keluarga sebagai tempat berteduh, (2) Keluarga sebagai tempat pendidikan, (3) Keluarga sebagai penerus keturunan, (4) keluarga sebagai pelindung bagi anggota lainnya, dan (5) Keluarga sebagai markas kecil perjuangan Islam.

Terdapat tiga nilai Islam yang harus ditanamkan dalam keluarga muslim, yaitu nilai keimanan yang bersangkutan dengan bukti keimanan tauhid kepada Allah SWT, nilai ibadah yang bersangkutan bukti ketaatan dalam menjalankan perintah Allah SWT melalui ibadah, dan nilai akhlak yang bersangkutan dengan bukti perilaku yang terpuji atas penanaman nilai-nilai agama yang kuat. Metode dalam mengimplementasikan nilai-nilai Islam tersebut bisa dengan cara memberikan teladan, melakukan pembiasaan secara berulang, dan tidak lupa diselipi nasihat yang diharapkan dapat menjadi motivasi sebagai penggerak. Dengan demikian, terbentuknya keluarga muslim yang harmonis menjadi tolok ukur pada pembentukan masyarakat yang beradab sesuai syariat Islam demi peradaban Islam yang gemilang.

Daftar Pustaka :

Noor, Wahyudin. "Menelisik Sumbangan Islam Bagi Peradaban Modern." Mawa’izh: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan 8.1 (2017): 75-89 (https://lp2msasbabel.ac.id/: diakses pada tanggal 14 April 2021).

Santoso, Meilanny Budiarti. "Mengurai Konsep Dasar Manusia Sebagai Individu Melalui Relasi Sosial yang Dibangunnya." Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 4.1 (2017): 104-109 (http://jurnal.unpad.ac.id/: diakses pada tanggal 14 April 2021).

Soim, Muhammad. "Miniatur Masyarakat Madani (Perspektif Pengembangan Masyarakat Islam)." Jurnal Dakwah Risalah 26.1 (2015): 23-32 (http://ejournal.uin-suska.ac.id/: diakses pada tanggal 14 April 2021).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun