Mohon tunggu...
Tuwi Haydie
Tuwi Haydie Mohon Tunggu... -

Amatir yang terus belajar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Aroma pencitraan senyap PKS di Ranah kompasiana ( mungkinkah.? )

27 Desember 2015   17:31 Diperbarui: 27 Desember 2015   17:39 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 

Hal pertama yang harus Kita Amati adalah sedikit bergesernya iklim artikel di kompasiana, tidak di pungkiri memang masih beredar artikel Sarat PKS, namun artikel artikel tersebut bukan artikel yang di mata saya berarti.dalam arti kurang berartinya adalah artikel artikel tersebut hanya memuat kebencian terhadap PKS tanpa dasar opini maupun Sumber yang tepat, berbeda dengan sebelumnya yang banyak terbit artikel tentang PKS yang sangat menohok dengan sumber serta opini yang hebat.

Terbitnya Dua artikel Cintawp Dan Ninoy Karundeng adalah sebuah satire atau sindiran yang sangat dalam dari Dua penulis tersebut.' Pertama artikel Cintawp yang memuat satire sangat mengena, dalam Artikel hiburan Cintawp ada pesan secara explisit yang ingin mengatakan," adakah misi khusus Dari admin, " Lalu Artikel Ninoy Karundeng,' Ninoy ingin mengatakan betapa terasanya pencitraan terselubung yang di kemas rapi oleh Admin. ( semoga saya salah.)

berita politik Ekonomi, serta kehidupan urat nadi Partai politik di Indonesia selalu hangat dan eksotis untuk kita nikmati di kompasiana dan menarik untuk kita ikuti ulasan ulasan para pakar lepas. ( Pakar opini lepas yang tidak berkepentingan, Ninoy Karundeng , Gatot swandito, )

PKS adalah Partai Agamis yang selalu merasa di jalur kebenaran, dan PKS pula lah yang merasa Tokoh - tokohnya suci dan bersih. Saya harus mengatakan PKS spesial untuk di kupas karena faktor merasa benar, bersih dan bersosial tinggilah yang membuat penulis berhasrat mengupas, tidak seperti Partai lainya yang masih menggunakan parameter sehat dalam memberikan opini,' saya ingin mengatakan Partai lain hanya satu Dua yang menegatifkan pemerintahan, tidak dengan PKS yang terlihat berjama'ah dalam menyerang pemerintahan, ( berjama'ah, elit dan kader kompak.) Lalu Dapat di maklumi pula jika penulis mengupas karena slogan agamisnya tidak mampu melindungi dari korupsi. ( terbukti sudah,)

Mungkinkah, selepas adanya pertemuan antara elit PKS dengan Jokowi melahirkan kesepakatan ataupun termanfaatkan oleh Admin kompasiana untuk hal pencitraan PKS secara terselubung.? ( baca : memanfaatkan momen .) apabila hal tersebut benar terjadi, saya harus mengatakan itu sebuah kesalahan fatal yang bisa mengakibatkan kompasiana mengalami kemunduran.' ( Apakah terlalu radikal.? Saya rasa Cintawp, Ninoy dan Gatot swandito membaca hal ini.) pemberian opini oleh penulis lepas tersebut tidak hanya PKS , ( walaupun lebih banyak PKS. Karena argumentasi saya mengatakan seperti di atas,) pemberian opini serta ulasan mereka ( penulis lepas.) Tokoh dan semua Partai turut di berikan opini, buruknya perilaku Tokoh Nasional tidak luput dan akan di tulis oleh mereka.'

Saya memiliki beberapa kekaguman di dalam Tokoh - Tokoh KMP, karena tidak semua individu dalam KMP buruk. ! tapi tidak serta Merta saya juga memberikan kredit point baik untuk Koalisi KMP, secara khusus PKS, Golkar, PAN saya sebut tiga Partai yang tidak memiliki mentalitas yang baik, ( kepentingan saja.) juga seperti mengagumi Sosok Sosok di Koalisi KIH .dan dalam KIH sendiri terdapat Tokoh Tokoh Buruk bermain.' Tentu harus di berikan point Buruk.'

PKS secara eksplisit saya harus mengatakan Partai yang bersembunyi di balik topeng Agamis,' pertama, para tokohnya ( Fachri Hamzah terutama,) selalu menyerang pemerintahan dengan tidak menggunakan data yang baik.' dan hal tersebut di ikuti para kader di bawahnya.' Kedua, faham - faham yang di ajarkan PKS saya sebut tidak mengandung keberagaman keyakinan dan kedamaian.' Tidak lengkapnya pemahaman-pemahaman tersebut sangat ber'efek buruk terhadap kelangsungan pola pikir kader PKS sendiri, ( saya sebut ini pemahaman yang membahayakan.)

pengalaman saya berdiskusi dengan kader PKS" saya mempertanyakan hal pertama, kenapa Benci Jokowi. ? Mereka menjawab " tidak tahu, saya lanjutkan bertanya ' kenapa tidak tahu kok membenci.'? Mereka menjawab " mengikuti para petinggi PKS.' Saya tetap mengejar pertanyaan pada mereka di dalam pengajianya tersebut.' Tolong berikan saya argumentasi yang tepat dan di sertai data yang baik,' dan saya akan menjadi kader PKS bila perlu menjadi corong pembela PKS.' Mereka terdiam semua,' hingga seorang ustadnya menjawab,' begini mas,' pemerintahan yang tidak amanah tidak patut di ikuti.' Sesuai ajaran Islam,' Saya menjawab,' Wah ustad, Anda terlalu jauh,' sebelum saya jabarkan perihal amanah tersebut, Saya bertanya dahulu," Bagaimana menurut ustad perihal Luthfi Hasan.'? Beliau menjawab ustad Luhfi di Dzolimi.'
Hingga telpon ustad tersebut berdering dan entah apa yang di bicarakan dari sebrang telepon tersebut,' diskusi kami terhenti dengan alasan ustad ada keperluan.'

di kemudian hari ada yang memberitahukan pada saya.' Ternyata yang menelpon seorang petinggi PKS dan mengatakan " ustad tersebut di suruh berhenti mendekati saya,' karena saya sebuah ancaman berlangsungnya peng'kaderan.' Senyum kecut saya mendengar Hal tersebut, pada akhirnya saya di tolak memasuki forum mereka,'

Pertanyaan - pertanyaan yang tidak bisa terjawab,inilah yang saya katakan kader PKS sendiri tidak mempertanyakan Standar baku faham yang baik.' dan pada akhirnya bablasnya pemikiran yang hanya mengucap " Benci, namun tanpa Argumentasi yang baik.' di satu sisi permainan tersebut apabila di Muka umum / public discuss ' mereka mengatakan tidak membenci Jokowi,' ( Standar Baku perubahan ucapan,)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun