Mohon tunggu...
Haya Alvinesha Puspitadindha
Haya Alvinesha Puspitadindha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNS'2018

Let's make miracles come true..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar Universitas Sebelas Maret dalam Kondisi Luar Biasa COVID-19

16 April 2020   14:48 Diperbarui: 16 April 2020   14:59 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk mendukung sistem ini, pemerintah juga dibantu oleh pihak-pihak penyelenggara bimbingan belajar lewat daring seperti RuangGuru dan semacamnya berupa siaran kelas secara langsung untuk berbagai jenjang dengan jam yang sama seperti jam kegiatan pembelajaran pada umumnya. 

Bantuan dari perusahaan seperti 'Telkomsel' dan 'Indosat' juga membuat penggunaan aplikasi tersebut menjadi gratis. Hal tersebut juga sangat membantu pemerintah untuk tetap mendukung pendidikan di Indonesia. Beberapa universitas juga menerapkan hal serupa yaitu bekerjasama dengan perusahaan untuk memudahkan mahasiswanya dalam mengakses portal pembelajaran daring. 

Seperti yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret yang memberikan informasi cara mengakses kuota gratis dari provider 'Indosat' untuk mengakses Sistem Pembelajaran Daring UNS (SPADA UNS) (sumber.)

Selama kurang lebih tiga minggu sejak ditetapkannya KLB COVID-19 ini seluruh kegiatan belajar dilakukan dengan metode daring. Metode ini telah terlaksana kurang lebih selama 3 minggu sehingga metode daring menjadi metode yang paling terasa dalam situasi ini. 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa metode daring ini dianggap mampu menjadi langkah awal dari sistem Merdeka Belajar namun bila kita memahami kembali kandungan dari sistem ini maka dirasa bahwa metode daring ini memiliki beberapa hal yang justru tidak mencerminkan konsep Merdeka Belajar. 

Beberapa kekurangan yang dirasa mengganggu sistem Merdeka Belajar, yaitu sebagai berikut; 

(1) Pembimbingan dan Pengawasan oleh Pengajar yang Berkurang. Dalam konsep Merdeka Belajar, Pengajar dituntut untuk menjadi seorang pembimbing bagi muridnya daripada menjadi sumber materi, yaitu lebih menjadi pengembang dan pemantau potensi murid melalui kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai aspek. Berikut yang dinyatakan oleh Sofyan (2003). 

Namun, kuliah daring cenderung dilakukan seperti pemberian materi terhadap subjek terdidik kemudian subjek terdidik dituntut untuk memahami sendiri. Hal ini sering menimbulkan kebingungan di dalam diri mahasiswa mengenai materi yang disampaikan. 

Memang, kesempatan bertanya selalu terbuka lebar namun dirasa tanya jawab dengan metode daring tidak maksimal. Walaupun sudah diberikan jawabannya tetapi terasa masih sulit dipahami karena proses menjawab dilakukan secara tertulis. Cara tertulis ini dirasa banyak menyebabkan kesalahpahaman antara pendidik dengan terdidik sehingga intisari dari permasalahannya tidak tersampaikan. 

Selanjutnya, (2) Komunikasi Kurang Berjalan dengan Baik. Komunikasi yang dimaksud adalah baik kepada pengajar maupun pada mahasiswa lain. Dalam sistem Merdeka Belajar dituntut adanya proses kolaborasi antar tiap pemikiran, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi. Diskusi tentunya merupakan salah satu bentuk komunikasi. 

Beberapa mata kuliah juga menuntut untuk melaksanakan diskusi daring, namun dengan metode daring ini justru diskusi tidak terlaksana secara maksimal. Karena selama kuliah daring ini komunikasi dilakukan menggunakan web atau aplikasi tertentu yang dilakukan dengan menulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun