Mohon tunggu...
Haya Alvinesha Puspitadindha
Haya Alvinesha Puspitadindha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNS'2018

Let's make miracles come true..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar Universitas Sebelas Maret dalam Kondisi Luar Biasa COVID-19

16 April 2020   14:48 Diperbarui: 16 April 2020   14:59 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saparahayuningsih (2010) menjelaskan bahwa tingkat kreativitas menentukan prestasi dari suatu lembaga. Sedangkan kreativitas dapat ditingkatkan dengan pemberian kesempatan untuk berpikir bukan hanya secara konvergen tetapi juga divergen. 

Dalam arti para siswa diberikan kesempatan untuk berpendapat, berfikir dan mengambil kesimpulan secara alternatif atas dasar pengamatan, pengumpulan data, klasifikasi, analisis, sintesis dan evaluasi yang mereka lakukan sendiri. 

Dengan adanya sistem Merdeka Belajar diharapkan terjadi kolaborasi antar setiap insan guna memunculkan suatu ide baru hasil dari penggabungan pemikiran-pemikiran yang menjurus kepada inovasi baru. 

Selanjutnya yaitu, (2)Pengajar. Peran pengajar disini bukan hanya sebagai sumber materi utama namun justru sebagai pembimbing terhadap tahap perkembangan subjek terdidik baik dalam akademik maupun psikologis. 

Dalam Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemdikbud menyebutkan bahwa adanya konsep "Guru Penggerak". Guru Penggerak didefinisikan sebagai guru yang mengutamakan muridnya bahkan dari karirnya sehingga mampu mengambil tindakan-tindakan yang dianggap mampu mengembangkan proses pembelajaran murid. 

Konsep ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Nguyen (2018) yang menyebutkan bahwa kualitas yang harus dimiliki oleh pengajar yang baik adalah sebagai berikut; (1) Memahami perilaku belajar dari pihak yang dididik, (2) Berpemahaman bahwa belajar merupakan proses dan bukan tujuan akhir, (3) Mampu melihat setiap potensi yang terpendam dalam muridnya, (4) Selalu mengembangkan kapasitas diri agar pola belajar dapat tercapai maksimal dan (5) Membangun hubungan yang baik dengan muridnya. 

Disini terlihat guru bebas berinovasi dalam menerapkan sistem yang sekiranya bisa sesuai dengan karakteristik muridnya karena sebenarnya guru pun juga terikat dengan beberapa kebijakan administrasi yang kaku. Kebijakan ini jugalah yang menyebabkan pengajar begitu kesulitan dalam berinovasi. 

Yang terakhir yaitu, (3) Lembaga Pendidikan. Peran lembaga juga tidak kalah penting dimana lembaga pendidik berperan aktif dalam penentuan kebijakan serta melaksanakan pengawasan. 

Lembaga juga menjadi sistem penunjang keberhasilan dari sistem Merdeka Belajar dimana lembaga terkait dapat menyediakan sarana dan prasarana yang sekiranya mampu mendukung pengembangan pembelajaran oleh guru dan pengembangan potensi subjek terdidik. Kolaborasi antara guru dan lembaga lah yang menjadi penentu dari aspek penilaian belajar murid. 

Hal lain mengenai merdeka belajar yang terjadi pada masa wabah ini yaitu penghapusannya Ujian Nasional tahun ini. Ujian Nasional (UN) yang rencananya akan dihapus pada tahun 2021 mendatang ternyata secara terpaksa harus diputuskan lebih awal. 

Kegiatan berkumpul dengan orang banyak telah dilarang sehingga tidak memungkinkan bagi para siswa mengikuti ujian di sekolah mereka masing-masing. Mengingat hal tersebut juga membahayakan kesehatan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun