Mohon tunggu...
ManG JIMs
ManG JIMs Mohon Tunggu... Lainnya - orang desa

Change world with love

Selanjutnya

Tutup

Nature

Imam Prasojo: Pemberdayaan Ekonomi Kehati

29 Januari 2022   17:34 Diperbarui: 29 Januari 2022   17:37 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Penasihat Senior Menteri (PSM) KLHK full tim sebanyak sepuluh orang secara serempak mendatangi Taman Kehati yang terdapat di Desa Dukuh Dalem Kec. Japara Kab. Kuningan. Selain meninjau keberadaan taman kehati yang merpakan inisiasi Kementriak LHK juga melaksanakan penanaman pohon di lokasi.

Mereka tidak mengkhususkan datang ke taman kehati tapi merupakan bagian tak terpisahkan atas kunjungan Menteri KLHK Siti Nurbaya dengan segenap jajarannya yang hampir tiga puluh orang dibawa semua. Mulai dari Dirjen, Sekjen, Direktur, dan Kepala Biro. Tak ketinggalan Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, Dinas LIngkungan HIdup se wilayah tiga Cirebon dan Kepala Balai se Jawa Barat.

Kedatangannya dalam rangka kunjungan kerja Kementrian LHK ke Kab. Kuningan membawa agenda perhutanan sosial, kemitraan dengan masyarakat, penanganan kemiskinan melalui pemanfaatan hutan dan perkebunan. Sedangkan yang ditugaskan ke DInas LIngkungan HIdup Kab. Kuningan PSM yang diketuai Prof. Imam Prasojo, P.Hd., juga pengamat sosial sekaligus Guru Besar Uninversitas Indonesia.

"Taman Kehati (keaneragaman hayati) di Desa Dukuh Dalem didirkan tahun 2006, inisiasi Kementrian LH, dulu sekarang KLHK. Sebelumnya, kita mengajukan permohonan karena sudah siap lokasi yang dipersyaratkan. Taman Kehati ini, dikelola oleh desa dan kelompok sedangkan LH Kuningan, merupakan fasilitator dan pembinaan," terang Wawan Setiawan, Kadis DLH Kab. Kuningan dalam dialog dengan Tim PSM.

Kehati merupakan kebun konservasi, sambung Wawan, sesuai dengan tumbuhan langka yang ada di Kabupaten Kuningan. Atau endemi di daerah tertentu. Jadi tidak sembarangan pohon perlu ada kekhususan. Misalnya pohon endemi yang langka di Kab. Kuningan adalah Kalapa CIung. Mungkin orang lain menafsirkan itu pohon kelapa, padahal bukan.

"Kalapa Ciung adalah pohon biasa dan sangat langka. Selain untuk menjaga air dan memproduksi air tanaman tersebut memiliki manfaat lain. Misalnya dijadikan obat-obatan semacam herbal. Namun belum diproduksi sebab kita belum sepenuhnya melakukan budidaya Kalapa Ciung dan jika yang ada diproduksi, dikhawatirkan akan punah," masih kata Wawan.

Imam Prasojo, sebelum memaparkan memperkenalkan timnya yang dihuni para ahli dibidangnya masing-masing dan bergelar profesor. Diantaranya, Efransjah, Wahyudi, Chalid Muhamad, Agus Pambagyo, Hariadi, San Ari Awang, Nur Masripatin. "Saya menyambut baik atas paparan pa Kadis LH, tentang Taman Kehati yang memberikan manfaat ke masyarakat Kab. Kuningan," tuturnya.

"Sebetulnya, kita ingin mendengarkan atau anggaplah hearing dengan temen-temen di Kehati tentang proses pembinaan, pengembangan, vegetasi, sarana dan prasarana bahkan kemungkinan kemajuan atau kemandekan. Sebab sebuah program tentu harus berkesinambungan, tidak dibuat untuk ditinggalkan," ungkap Imam Prasojo.

Keberadaan taman kehati, kata Iman, harus mampu mendorong pengelola dan desa lebih mampu menciptakan peluang ekonomi baru dari taman ini. Mampu menciptakan peluang usaha yang nantinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar, itu minimalnya. Mungkin secara luas bagi masyarakat Kab. Kuningan.

"Tadi saya dengarkan dari pengelola, hanya seminggu sekali menerima pendapatan. Ini cukup memperihatinkan. Perlu terobosan baru dengan cara kolaborasi yang tidak merusak keanekaragaman hayatinya. Justru memberikan keluasan makna dan manfaat dari Taman Kehati itu sendiri. Kreatifitasnya harus dikembangkan," paparnya.

Ia pun memberikan contoh, di sini ada pohon enau. Dalam setahun berapa kali panen untuk dijadikan bahan kolang-kaling. Sabut injuknya. Pemanfaatan ini yang harus dipikirkan. Toh kita tidak merusak pohon itu, tapi pohon itu sudah memberikan manfaat yang besar. Di sini air melimpah, kenapa tidak dimanfaatkan lebih ke arah pemberdayaan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun