Mohon tunggu...
ManG JIMs
ManG JIMs Mohon Tunggu... Lainnya - orang desa

Change world with love

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ariel Peterpen Tidak Salah

11 Juni 2010   15:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya sudah lama tidak berhubungan dengan "Kompasiana". Namun sekalinya membuka kembali, ternyata tidak ada perubahan signifikan dari topik ke topik, halah. Tapi yah mungkin, ini lah ciri khas yang tidak mengubah wajah. Meski sedikit bopeng, konyol, dan seabrek ketidakjelasannya harus dinikmati. Kendati ceritanya hendak kemana, toh tidak harus peduli.

Menarik sekali ketika banyak ulasan tentang Ariel Peterpen dengan kehebohannya. Siapa pun tentu boleh mencicipinya sebagai pelejat ruang pengap di kosan, maupun warung kopi dan arena tempat belajar. Kehebohan itu, apanya yang menarik? Apa yang membuat banyak orang turut berpikir dengan pelbagai pikirannya?

Ada yang bernada marah, kecewa bahkan sedih. Apa urusannya? Begitu lah pikirku ketika mereka dibicarakan dengan bernada nyinyir baik itu pejabat negara, pegawai rendahan sampai abang becak. Ariel, Luna Maya dan Cut Tari tidak salah. Ya mereka tidak salah berbuat demikian, siapa pula yang menyalahkan mereka?

Jika pun ada yang menyalahkan tentu orang itu tidak waras. Kenapa mereka berbuat begitu? Jawaban pun sangat sederhana, kodrati perempuan dan lelaki memang harus begitu. Sejak jaman purba sampai kuda gigit besi, perempuan dan lelaki pasti melakukan persebadanan. Jika tidak, orang itu pasti sakit jiwa.

Atau masih anak-anak dan secara biologis memang belum membutuhkan. Tapi bagi orang-orang dewasa, sek merupakan nafkah batin yang harus dilakoni. Justru apa yang menjadi lucu dari peristiwa ini? Konon katanya negara ini sudah sangat liberalis. Siapapun yang mengatakan tidak, kembali lagi sebutannya orang tidak waras.

Anehnya, urusan sek di negara yang liberalis ini menjadi jargon dan santapan agamis memuakan. Betapa banyak komentar yang mengatasnamakan moral, tapi moral mana yang dikedepankan? Lebih baik mereka mengurusi korupsi yang merajalela dan sudah merusak sendi-sendi kehidupan. Ketimbang mengurusi soal sek yang merupakan kodrati perempuan dan lelaki, betina dan jantan.

Sungguh naif dan berlebihan memandang persoalan ariel peterpen dengan para perempuannya seolah-olah dunia ini akan runtuh. Seolah-olah dunia akan kiamat, sehingga setiap orang harus membicarakannya dan mengupasnya dalam-dalam. halah .....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun