Mohon tunggu...
Hauna Aprilia Mumtahanah
Hauna Aprilia Mumtahanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswi Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tape Uli: Duo Sejoli Lezat Dari Betawi

10 November 2022   11:12 Diperbarui: 10 November 2022   11:21 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Betawi merupakan sebutan bagi suku yang mendiami wilayah Jakarta dan sekitarnya. Selain kesenian dan kebudayaannya, Betawi juga terkenal akan kuliner khasnya. Sebut saja kerak telor, soto Betawi, asinan Betawi, gado-gado, maupun ketoprak. Kesemuanya itu merupakan kuliner khas Betawi yang terkenal hampir ke semua lapisan masyarakat. Namun tahukah kamu tentang kuliner khas Betawi yang satu ini? Yups, tape uli!

Tape uli merupakan salah satu kuliner khas Betawi yang memiliki cita rasa yang unik. Menjadi kudapan yang sudah melekat dalam keseharian masyarakat Betawi, membuat tape uli ini banyak dicari serta digemari. Melansir dari beberapa sumber, tape uli sudah ada sejak tahun 1957 silam, bahkan mungkin lebih lama dari itu.

Tape uli terdiri dari sajian tape dan uli, yang mana keduanya sama-sama berbahan dasar beras ketan yang diolah dengan cara yang berbeda. Tape dibuat dari beras ketan hitam yang difermentasi ragi. Sedangkan uli terbuat dari beras ketan putih yang dikukus, diberikan parutan kelapa, kemudian ditumbuk hingga halus. Oleh karena proses pembuatannya yang berbeda, cita rasa yang dihasilkan berbeda pula. Tape memiliki cita rasa asam manis oleh karena proses fermentasinya, sedangkan uli memiliki cita rasa yang gurih oleh karena parutan kelapanya. Perpaduan cita rasa antara keduanya membuat tape uli ini semakin menggugah selera siapa saja yang menyantapnya.

Selain lezat, ternyata ada makna tersendiri dibalik proses pembuatan tape uli, yaitu kebersamaan. Karena melibatkan laki-laki dan perempuan dalam pembuatannya.

"Para kaum perempuan (ibu-ibu) memasak dan mengolah ketan, sedangkan kaum laki-laki (bapak-bapak) ini biasanya tugasnya menumbuk. Jadi karena itulah kenapa tape uli ini melambangkan kebersamaan. Tekstur uli yang lengket juga menyimbolkan persaudaraan yang erat," ujar ibu Robiah, salah satu perajin tape uli. (Minggu, 05/06/2022)

Hingga kini, tape uli masih menjadi makanan favorit masyarakat Betawi. Masyarakat biasanya menyantap tape uli sebagai menu sarapan mereka, dan menjadi cemilan di waktu luang. Tape uli juga menjadi makanan khas yang 'wajib' ada ketika hari raya tiba. Selain Idul Fitri dan Idul Adha, tape uli juga sering disajikan saat acara besar lainnya, seperti hajatan, maulidan, serta rajaban. Tape uli paling pas disantap dengan ditemani hangatnya teh manis maupun secangkir kopi. Baik tape maupun uli, alangkah lebih afdol jika keduanya disantap secara bersamaan. Karena mereka ibarat dua sejoli, yang akan hambar jika tanpa salah satunya. Selain di daerah Jakarta, tape uli juga masih sering dijumpai di daerah sekitarnya, seperti Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang. Tape uli bisa kamu temukan dengan mudah di pasar-pasar tradisional, maupun para pedagang kue yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan.

Jadi, selamat mencoba!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun