Selamat malam kopi..
aku sengaja menyeduhmu ketika sebagian besar manusia memenuhi hak tubuhnya untuk istirahat dalam lelap.Â
Aku ingin menyesap pahitmu ketika kantuk-kantuk datang menyerbu, melenyapkan segenap kenyataan dan kejadian siang hari yang mustahil berlalu.Â
Aku tak hendak mengadu kegagahanmu di tengah keinginan naluri untuk menutup mata dan mati sementara dalam dekap malam yang syahdu.Â
Selamat malam kopi..Â
Pekatmu melekat sempurna di liang tenggorokan yang kerap tercekat mungkin oleh detak waktu yang menggema di nadiku.Â
Aku hanya ingin mengibaskan sepi-sepi yang enggan beranjak, padahal ia hanya serupa bayangan yang betah bertumbuh di setiap benak.Â
Selamat malam kopi...
Engkau penyempurna yang sungguh paripurna di antara lajur kehidupan yang memang sangat fana.Â
Ini awal mula pertemuan kita, ketika malam dan jejeran bacaan tertimbun kepulan dari aromamu yang menguap dibibir cawan,Â
aku enggan berbaring, hanya ingin menghabiskan seluruh mimpi dan kantukku di tengah kesadaran nafas dan pikiranÂ