Percayalah, ucapan ini tercipta dari keterhimpitan yang begitu sakit
Pikiran ingin keluar dari keterdesakan yang amat menyesak
Tapi kebuntuan justru lebih dekat dan mencekak
Siapakah yang mampu berdiri lebih tegak di pusaran badai
Saat ombak-ombak mengunung dan tergulung sebelum akhirnya kembali ke dasar palung
Suara-suara rintih menggema perih di tiang-tiang harapan akan akhir dari kesusahan
Bertumpu di pusaran doa-doa dan kekuatan bahwa hidup selalu memilih banyak persimpangan
Tak perlu menelan heran, ketika pertanyaan lebih sering bertambah ketimbang jawaban
Ketika ucap kerap tertawan di bawah rupa yang memang menawan
Makin berat ia melawan, makin sering diri bersimbah godaan
Seperti tegak di tepian, adakah takdir berkubang di kesanggupan menanggung beban yang enggan sirna pada ingatan terakhir ujian akan kesetiaan