Mohon tunggu...
Hasya Atqiya
Hasya Atqiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28 Jakarta

Bahasa Indonesia kelas XI MIPA 5

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menilai Keberadaan Pengamen Jalanan

29 Agustus 2020   13:17 Diperbarui: 30 Agustus 2020   19:48 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penduduk kota sudah tidak asing dengan adanya pengamen jalanan, terutama tempat-tempat yang ramai seperti jalanan, angkot, warung, dan lainnya. Pengamen jalanan ialah penyanyi atau pemain musik yang melakukan penampilannya di tempat umum dan berada di keramaian orang-orang dengan cara berpindah tempat ke tempat lain. Pengamen jalanan sendiri sudah biasa disimbolkan sebagai anak jalanan yang digambarkan dekil, nakal, bahkan kriminal. Hal ini membuat orang-orang menanggapi pengamen jalanan sebagai pro dan kontra.

Keberadaan pengamen jalanan sendiri memang sudah dicap negatif di Indonesia. Faktor dari hal tersebut karena banyak orang-orang menanggapi pekerjaan pengamen jalanan sebagai profesi yang buruk. Orang-orang berasumsi bahwa pengamen jalanan tidak berpendidikan dan kerap berada di dunia hitam kriminal. Hal ini memunculkan pemikiran bahwa pengamen jalanan ialah pekerjaan yang tidak baik dan menjerumus hal yang negatif.

Dari berbagai tanggapan masyarakat, tentunya pengamen jalanan memiliki latar belakang tersendiri mengapa mereka melakukan hal tersebut. Ada yang melakukannya sebagai menyalurkan minat dan hobi saja. Ada juga yang melakukannya untuk mencari uang karena keterbatasan ekonomi mereka. Tanggapan masyarakat mengenai adanya pengamen jalanan beragam. Ada yang mengaku cukup terhibur dengan penampilannya, ada juga yang senang bila ada keberadaannya. Di samping itu, banyak masyarakat yang tidak nyaman dan merasa terganggu pada keberadaannya. Citra pengamen jalanan sendiri semakin buruk dengan banyaknya kasus-kasus kriminal sehingga melibatkan pengamen jalanan sebagai pelakunya. Salah satu contohnya adalah kasus pencopetan. Copet sendiri adalah tindakan pencurian harta atau barang berharga dengan cara diam-diam. Biasanya pencopetan dilakukan di tempat sepi maupun ramai. Hal yang memungkinkan terjadi di tempat ramai akan dicurigai bahwa pengamen jalanan ialah pelaku dari tindakan tersebut.

Mengenai masalah ini, kita tidak baiknya memandang pengamen jalanan hanya dengan sebelah mata. Faktanya, terdapat artis-artis papan atas yang mendunia dan memulai karirnya dengan mengamen. Contohnya ialah Charlie Van Houten, anggota band ST 12. Ia mengaku memulai karirnya dengan mengamen di tempat stasiun ke stasiun lainnya. Ed Sheeran juga mengaku dulunya sebagai pengamen jalanan di sekitaran arena O2 di London, Inggris. Ia pun semakin terkenal dan menjadi musisi yang hebat sehingga mendapat beberapa penghargaan di "Grammy Award". Ada pun band luar negri yang terkenal pada zamannya dan menjadi artis yang melegenda yaitu The Beatles. Mereka juga memulai karirnya sebagai pengamen jalanan. Artis-artis tersebut ialah bukti bahwa pengamen jalanan memiliki kesuksesan tersendiri serta kerja kerasnya.

Mengenai penjelasan di atas, kita sebagai masyarakat harus menyikapi seseorang dengan bijaksana dan jangan langsung menilai seseorang hanya dari luarnya. Adapun pepatah "jangan hanya menilai buku dari sampulnya" yang berarti jangan melihat seseorang dari penampilannya saja. Oleh sebab itu, ada baiknya kita memahami pepatah tersebut dalam menyikapi keberadaan pengamen jalanan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun