Mohon tunggu...
Hasya AimanNadhir
Hasya AimanNadhir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan dalam Konteks Ekonomi Politik di Indonesia: Studi Kasus Covid-19

23 Desember 2022   22:53 Diperbarui: 23 Desember 2022   23:47 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membahas mengenai kemiskinan, hal tersebut merupakan suatu persoalan mendasar yang terjadi di berbagai negara. Persoalan kemiskinan menjadi sebuah gambaran kehidupan yang terjadi di negara berkembang yang jumlahnya mencapai kurang lebih satu milyar penduduk dunia. Memasuki abad ke-21 ini Bangsa Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan krusial terkait kemiskinan. Dalam hal ini perekonomian memberikan dampak luar biasa terhadap proses kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Kemiskinan bisa terjadi karena adanya halangan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan tidak mendapatkan  kesempatan yang sama dengan kelompok lain. Menurut Nugroho dan Dahuri (2012), kemiskinan adalah suatu kondisi absolut atau relatif pada suatu wilayah. Jika dilihat dari aspek ekonomi, kemiskinan merujuk pada  lemahnya penghasilan yang di dapat juga keinginan dalam memenuhi kebutuhan dasar. (Rini & Sugiharti, 2017). Kemiskinan yang hadir ditengah kehidupan masyarakat ini bukan hanya perihal materi, akan tetapi kemiskinan pun mencakup aspek-aspek berikut seperti rendahnya tingkat pendidikan, tingkat kesehatan yang buruk, serta tindak peradilan yang berbeda dalam hukum. 

Kemiskinan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Mulai dari krisis di Indonesia tahun 1998 yang menyebabkan banyaknya masyarakat miskin di Indonesia. Melihat kondisi di Indonesia, pada tahun 2004-2007 setidaknya terdapat 50.000 orang di Indonesia yang melakukan bunuh diri dikarenakan oleh kemiskinan serta himpitan ekonomi yang pada akhirnya membuat mereka mengakhiri hidupnya. 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti A Prayitno mengatakan dalam wawancara oleh VHRmedia bahwa faktor yang menjadikan mereka melakukan bunuh diri disebabkan oleh kemiskinan yang seiring berjalannya waktu terus bertambah dikarenakan oleh tingginya biaya hidup seperti mahalnya biaya sekolah serta perlindungan kesehatan. Hal tersebut membuat potensi terjadinya depresi semakin tinggi akibat banyaknya beban hidup. "Dengan begitu penyebab bunuh diri di Indonesia sudah lengkap" (Saputra, 2007).

Lalu pada tahun 2005 terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), hal tersebut dianggap sebagai pemicu meningkatnya jumlah penduduk miskin. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, hingga Maret 2006, jumlah penduduk miskin di Indonesia tak kurang dari 39,05 juta (17,75 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Februari 2005 yang berjumlah 35,1 juta (15,97 persen), maka jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2006, sebagian besar (63,41 persen) penduduk miskin berada di daerah pedesaan (Berita Resmi Statistik, September 2006).

Permasalahan kemiskinan di Indonesia jika dilihat secara garis besar tidak ada habisnya. Mulai dari masyarakat yang kekurangan biaya sehari-hari, rendahnya tingkat pendidikan, tingkat kelaparan yang tinggi, serta berbagai permasalahan lainnya yang menjadi salah satu bagian dari kemiskinan. Seperti halnya saat ini di tahun 2022, Indonesia masih dalam tahap recovery di bidang perekonomian yang diakibatkan oleh Covid-19, hal tersebut menyebabkan banyaknya pekerja yang di PHK sehingga angka pengangguran naik dan menyebabkan orang yang tidak mampu makin sengsara diakibatkan aktivitas ekonomi yang terhambat. 

Berkaca pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pandemi telah membuat orang miskin di Indonesia meningkat sangat pesat yang asalnya hanya berada di angka 24,79 juta pada bulan September 2019, akan tetapi pada bulan Maret 2020 meningkat menjadi 26,42 juta yang membuat adanya peningkatan sebesar 1,63 juta orang miskin di Indonesia (Thomas, 2020). Pada September 2021 jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat sebesar 26,50 juta orang yang mana dari tahun ke tahun pada masa pandemik terus meningkat (Badan Pusat Statistik, 2021).

Sejak awal adanya virus ini pemerintah tidak dengan serius menangani nya, sudah banyak tersebar di berita alih-alih melakukan penutupan wilayah tetapi pemerintah malah menganggarkan biaya yaitu RP 72 Miliar dengan maksud untuk mempromosikan pariwisata dengan alasan kegiatan ekonomi akan tetapi hal tersebut belum mampu memulihkan perekonomian Indonesia pada tahun terjadinya pandemik tersebut. Kemiskinan ini tidak akan pernah terlepas dari perekonomian negara itu sendiri. Maka dari itu, simaklah penjelasan berikut ini. 

Ekonomi Politik di Indonesia

Dunia politik berkaitan erat dengan dinamika kekuasaan yang pada dasarnya merupakan relasi. Di sisi lainnya, kekuasaan pun dimaknai sebagai kemampuan mengelola serta menggunakan berbagai sumberdaya dalam memperoleh kepatuhan dari orang lain. Adapun salah satu sumberdaya kekuasaan yaitu ekonomi yang dapat menimbulkan kepatuhan akibat motivasi untuk menjadi semakin kaya. Dalam konteks negara, adanya kekuasaan juga berarti terdapat hak untuk membuat peraturan, tidak terkecuali regulasi pada bidang ekonomi. 

Pemerintah bisa membuat ketetapan serta mengatur seluruh kegiatan ekonomi seperti ketetapan mengenai moneter, monopoli, serta bentuk atau jenis pasar. Hal tersebut dapat menimbulkan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh individu dan pemerintah negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun