Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Turun Gunung

2 November 2022   02:45 Diperbarui: 2 November 2022   02:47 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Amanah begitu tentram. Masarakat mulai senang dengan kepemimpinan dari kades Rukyat. Banyak hal yang dibangun untuk desanya selain juga meningkatkan sumber daya manusianya. Banyak pelatihan yang dilaksanaakn di sana baik untuk pria, wanita , remaja bahkan untuk anak-anak. Akibatnya banyak orang di sana terampil dalam bidang yang dipelajarinya. Banyak usaha UMKM yang berkembang di sana karena para ibu-ibu belajar tentang cara pengolahan hasil tani yang bisa dibuat produk yang punya nilai jual. Inftastruktur dibangun sehingga memudahkan aktivitas warga. Mulai dari jaringan internet, listrik, jalan dan sarana lainnya yang menunjang kegiatan masarakat. Masarakat merasakan dampak pembangunan yang merata di sana. Walau banyak juga yang gak suka dengan pak Rukyat. Kaum oposisi selalu menghalangi program dari pak Rukyat. Tapi dengan kerjasama masarakat semua rintangan bisa dilalui.

Menjelang pemilihan kades sudah banyak calon yang mulai memperkenalkan dirinya. Ada orang lama , ada orang baru yang berambisi menjadi kepala desa.  Yang tadinya bodo amat dengan desa, sekaarng tiba-tiba saja menjadi sangat perhatian. Banyak bantuan yang digelontorkan untuk mulai menarik perhatian masarakat. Bahkan anak dari kades sebelum kades Rukyat sampai harus turun gunung memperkenalkan anaknya . Karena dia merasa dibawah pemimpin pak Rukyat nanti pemilihan kepala desa bakal curang. Makanya  pak Bilar harus turun gunung agar anaknya bisa menjadi piminan desa. Apalagi anaknya selalu menyombongkan kalau banyak hasil yang dihasilkan saat bapaknya memimpin dibandingkan pak Rukyat. Banyak warga yang mencibir, karena warga sudah mulai melek , sudah  tahu siapa yang berhasil dalam membangun desa.

Turun gunungnya pak Bilar ternyata tidak mendongkrak sama sekali anaknya. Masarakat desa memang sudah pintar siapa yang bakal dipilih.

"Hati-hati sudah mulai ada kampanye terselubung ,"tukas salah satu warga , pak Kasim.

"Barusan di mesjid dibagikan kotak makanan dengan wajah orang  yang ingin mencalonkan diri." Obrolan di warung kopi jadi memanas gara-gara banyak kandidat yang ingin jadi kades malah bermanuver yang gak etis. Banyak kandidat yang berambisi malah membuat strategi yang salah, sehingga malah jadi cibiran dan nyinyiran warga desa. Entahlah menjelang pemilihan desa walau masih 2 tahun lagi tapi situasi di desa sudah mulai memanas. Masing-masing pendukungnya mulai unjug gigi dan kadang anatar pendukungnya mulai terlibat pertikaian bahkan sampai adu fisik.

Melihat gelagat yang bisa memecah masarakat kades mulai membuat aturan agar para orang yang mau jadi kades untuk mendinginkan suasana dulu. Jangan mulai berkampanye padahal belum waktunya kampanye. Agar mereeka bisa menahan diri. Dibuatlah peraturan dari kades untuk melarang segala bentuk kampanye dan ada sanksinya. Protes dari pihak oposisi begitu deras.

"Wah, ini mematikan demokrasi." Mereka berteriak di kantor kepala desa. Tapi kades bilang namanya kampanye boleh dilakukan hanya saat pada kampanye dimulai.

"Lebih baik bapak-bapak bersama membangun desa, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,"tukas pak Rukyat. Semua bentuk kampanye dihentikan sampai waktunya . Dan pak Rukyat dihujat lagi sebagai kepala desa antidemokrasi. Pak Rukyat tetap bekerja , kerja dan kerja . Dia gak peduli omongan orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun