Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Citayam Fashion Week

17 Agustus 2022   02:38 Diperbarui: 17 Agustus 2022   02:57 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CFW/https://www.tribunnews.com

Keramaian di daerah Sudirman begitu menggebu. Semua menjadi viral. Gegara anak Citayam yang meramaikan di sana. Citayam Fashion Show menjadi fenomena yang membuat anak remaja menjadi gembira karena ada tempat bagi mereka membuat aktualisasi. Bonbon

tertarik dan mulai suka nongkrong di sana. Mulai mengikut gaya pakaian mereka. Dan sekali --kali Bonbon mencoba ikutan jalan melenggang di jalanan. Bonbon menjadi percaya diri karena di sana banyak anak muda yang tampangnya mirip dengan dirinya. Standar tapi mereka percaya diri . Dengan sering nongkrong di sana Bonbon menjadi pecaya diri. Dirinya sekarang bukan lagi Bonbon yang takut ditertawakan karena wajahnya pas-pasan. Bonbon malah menjadi fenomena di daerah Sudirman. Dia menjadi idola kawula muda.

Mulailah dia berburu baju-baju yang kece dan disesuaikan dengan trend. Soal harga gak perlu mahal  tapi tetap digemari kawula muda. Bonbon jadi idola remaja. Betapa sumringahnya saat dia berjalan kemanapun pasti banyak orang yang ingin berfoto dengan dirinya. Belum banyak televisi, radio yang mau mewawancarai dirinya. Duit mengalir deras apalagi Bonbon mulai bikin konten. Di kampungnya Bonbon mulai menjadi terkenal. Kampung Citayam yang dulunya gak terkenal sekarang menjadi viral dan banyak yang mengunjungi kampungnya. Dan banyak penduduk yang mulai berjualan untuk wisatawan dadakan yang ingin melihat kampung Citayam. Bonbon juga memberi modal ibunya untuk berjulaan es boba dengan aneka rasa dan seblak. Seblak buatan ibunya memang enak rasanya. Fenomena Citayam terus berlanjut . Kampung Citayam terus bergeliat. Orang datang dan pergi hanya ingin melihat bagaimana kampung ini. Anak ABG Citayam mulai mendunia. Bahkan banyak jurnalis luar negeri yang mulai datang dan melihat fenomena ini.

Namanya fenomena itu ya semusimlah . Selalu begitu datang dan pergi sesuai dengan fenomena saat itu, Citayam Fashion Week juga ternyata sudah mulai banyak ditinggalkan karena sudah tak menarik lagi. Karena yang ada cuma itu lagi itu lagi. Tak ada perubahan yang membuat orang tertarik. Sudirmn mulai ditinggalkan. Hanya segelintir orang saja datang . Dan itu tak membuat ramai. Kejayaan Sudirman mulai surut. Bonbon sudah mulai lesu. Dia tak ada tempat lagi untuk melenggang di jalanan. Tak ada lagi yang bersorak, tak ada lagi yang mendekati dirinya. Dirinya sudah mulai sepi job. Kampung Citayam juga sudah mulai sepi. Sudah jarang orang datang ke sana. Warung dadakan mulai pada tutup termasuk warung ibunya Bonbon. Bonbon mulai cemas....

Bonbon mulai kehilangan kepercyaan dirinya lagi. Dirinya sudah tak menarik lagi. Bonbon mulai depresi. Dia murung setiap hari di kamarnya . Makan dan minum sudah tak mau lagi. kerjanya ngoceh gak keruan. Ibunya mulai kawatir. Diajak ke dokter tak mau.

            "Aku gak gila,"teriak Bonbon. Tapi dia gak merasa gila tapi kelakuannya seperti orang gila. Setiap hari begitu seterusnya. Tak ada yang berani mendekat. Dan akhirnya Bonbon masuk berita lagi . Bonbon penggiat Citayam Fashion Week Jadi Gila. Begitu judul beritanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun