Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kejutan di Hari Valentine

19 Februari 2021   02:23 Diperbarui: 19 Februari 2021   02:49 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: beautynesia.id

Selama ini Rio baik-baik saja, tak pernah sekalipun Ria melihat ada sesuatu yang mencurigakan. Selama ini setiap janjinya padanya selalu ditepati. Gak pernah menggagalkan janjinya untuk datang. Malah dia datang selalu membawa kejutan-kejutan kecil yang begitu indah.

Begitulah saat menjelang valentine membuat Ria selalu berdebar-debar. Karena apa? Karena Rio selalu memberikan hadiah yang bikin hatinya selalu tersanjung. Tahun ini pastinya akan begitu juga. Apalagi harapan Ria untuk cepat dilamar Rio. Memang sih bulan yang lalu Rio menyinggung soal melamar dan apa kira-kira kado valnetine-nya ini adalah lamaran untuknya? Entahlah.

Pagi hari ia sudah mendapat kiriman bingkisan cantik dari Rio. Hatinya bersorak. Semalam Rio tak menghubunginya, biasanya dia suak mengajak dinner romantis. Ditungu-tunggu tapi tak ada kabar dari Rio. Ria sempat kesal, tapi pagi ini hadiah yang datang menghilangkan rasa kesalnya. Ria segera membuka bingkisannya. Sebuah kotak kecil. Ria memegang kotaknya. Ini pasti cincin. Dengan tangan bergetar Ria membuaka kotak itu. Hanya ada kertas yang terlipat di sana. 

Dibukanya kertas itu, hanya berisikan tulisan kalau Rio tak ingin melanjutkan hubungannya karena tak ada kecocokan. Tangan Ria masih bergetar. Gak cocok? Lalu selama ini perhatian yang diberikan dan selalu bersama, Rio anggap gak cocok. Lalu kenapa dia selalu memberikan perhatian dan romantisme padanya. Apakah yang diucapkan Dina itu benar adanya? Ria tak bisa ngomong, tubuhnya bergetar hebat. Air mata tak bisa keluar, dia hanya memendam, menjadi duri yang tersimpan dalam hatinya.

Ria tetap diam dalam kesedihannya. Dia tak mengerti dengan Rio, selama ini mereka baik-baik saja tapi kenapa. Pertanyaan itu tak bisa dijawabnya. Ria tetap bungkam dalam sakit hatinya. Hatinya rapuh. Sudah dua bulan hatinya masih rapuh dan tak mengerti dengan Rio. Ria sudah seperti patung yang hanya bisa diam tak bicara sepatah kata pun. Matanya sayu, tatapannya nanar.

"Ria, kau masih marah padaku?" tanya Dina. Ria masih diam.

"Maafkan aku Ria. Apa omongan yang dulu masih membuatmu marah padaku?" Ria masih diam.

"Sebetulnya aku mau beritahu kamu tentang suatu hal mengenai Rio, tapi aku ragu. Aku takut kau tak percaya," tukas Dina lagi. Ria menatap Dina. Dina bercerita kalau sejak lama dia tahu kalau Rio suka jalan dengan banyak perempuan. Dan terakhir dengan perempuan yang terkenal tajir. Tampaknya Rio akan menikah dengan perempuan tajir itu.

"Kau tahu mobil yang dibawa ke rumahmu itu mobil perempuan itu," tukas Dina. Ria tiba-tiba saja menangis. Selama ini air matanya tak bisa keluar. Kali ini tumah ruah. Ria menangis terus .

"Maafkan aku Ria," tukas Dina . Dina merangkul erat Ria. Entah apa yang akan terjadi dengan sahabatnya. Semoga Ria akan baik-baik saja, setelah mendapat hadiah kejutan di hari valentine-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun