Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Work From Home

3 April 2020   02:33 Diperbarui: 3 April 2020   02:28 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : nova.grid.id/

Lina terdiam lama. Sejak kantor mengikuti anjuran pemerintah untuk kerja dari rumah, Lina begitu bingung. Artinya dia harus berlama-lama dengan Dion, suaminya. Sudah hampir dua tahun ini mereka sudah pisah ranjang. Semua ini gara-gara Dion. Dion selingkuh dengan teman lamanya. 

Dulu pernah menjadi pacarnya. Waktu teman-temanya memberitahu Lina, Lina tak percaya , sebab Lina yakin Dion bukan tipe suami yang mudah tergoda perempuan lain. Berapa banyak temannya memberitahu Lina tetap  tak percaya. Sampai suatu waktu setelah pulang kerja dia diajak Nuri ke kafe untuk sekedar minum. 

Nuri ingin curhat dengannya. Tapi apa yang Lina lihat membuat dirinya begitu marah besar. Didatangi tempat duduk Dion bersama teman perempuannya. Walau Nuri sudah menarik tangannya untuk tidak pergi ke meja Dion, tapi Lina yakin  dirinya bisa menguasai emosinya.

"Maaf, anda sudah menemani laki-laki yang sudah beristri, apakah anda tahu?" perempuan itu kaget menatap Lina. Dion langsung berdiri . Mukanya pucat dan tak bisa lagi berbicara apapun.

"Lebih baik kalian pulang," Lina berlalu begitu tenang. Tapi di rumah Lina tak bisa bertahan lagi, ia terus menangis. Tak menyangka Dion bisa melakukan hal itu. Semenjak itu Lina memutuskan untuk pisah ranjang dengan Dion. Sudah banyak usaha Dion untuk membujuk hati Lina. Semua sia-sia. Lina tak bergeming, hatinya sudah sakit.

Tak menyangka kini Lina harus berlama-lama dengan Dion. Biasanya pulang kerja langsung masuk kamar dan tidur.  Pagi hari Lina terpaku pada satu gelas teh manis hangat yang ada di meja makan dengan setangkup roti panggang. Milik siapakah?

"Itu untukmu, aku buatkan,"tukas Dion. Lina duduk sambil menikmati roti panggang dan teh manis tanpa menatap Dion. Dion duduk di seberangnya sambil makan roti juga. Tak ada suara

"Oh, ya, sebentar lagi tukang sayur datang, sebaiknya kau masak. Lebih aman masak sendiri. Aku bisa kau masakan oseng tempe ya." Lina hanya mengangguk. Dan setelah melaporkan apa yang dia kerjakan ke atasannya, Lina mulai sibuk di dapur. Hari ini dia akan masak oseng tempe dan opor ayam.

"Boleh aku bantu ya." Dion sudah mengambil pisau.

"Apa  yang harus aku kerjakan?" tanya Dion. Lina menjulurkan satu papan tempe untuk dipotong-potong Dion. Tanpa sadar mereka berkolaborasi untuk makan siang mereka.

Ternyata dari hari ke hari, hubungan mereka semakin erat saja. Tak ada kata maaf , tak ada omongan lain tentang peristiwa lama. Mereka semakin erat. Dan tanpa mereka sadari cinta mereka kembali bersemi. Mereka seperti kembali pacaran lagi. Dan rumah menjadi tempat yang menyenangkan lagi. Mereka bisa melakukan bersama. Mulai dari beres-beres rumah masak, melakukan olahraga. Semua mereka lakukan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun