Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Permainan Kapal Otok-otok yang Terlupakan

26 Juni 2019   02:25 Diperbarui: 20 April 2021   10:39 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permainan kapal otok-otok (Sumber: m.brilio.net)

Masih ingat dengan kapal otok-otok? Kapal yang terbuat dari kaleng atau seng dan dijalankan di atas air. Aku ingat saat kecil ibuku juga suka membelikan kapal ini. Dan saat anakku kecil juga aku belikan kapal otok-otok ini. Walau saat itu sudah mulai tergerus dengan mainan yang terbuat dari plastik. Suatu waktu saat jalan-jalan di car free day, melihat penjual kapal otok-otok ini. Jadi tertarik untuk membeli. 

Selain karena sudah lama gak lihat kapal otok-otok ini juga iba lihat penjualnya dari tadi belum satupun kapalnya yang laku. Untuk nama otok-otok dari kapal ini disebabkan karena bunyi otok-otok saat dinyalakan dan mulai bergerak maju. Ada yang bilang dengan nama kapal sekaten karena banyak dijual saat sekaten. 

Persis sama dengan di daerah Cirebon dijual saat muludan. Acara pasar rakyat menyambut bulan Maulud. Di pasar rakyat ini dijual banyak barang termasuk kapal otok-otok ini. Biasanya penjual membawa baskom kecil yang berisi air dan kapalnya dinyalakan dan berputar di dalam baskon. Tujuannya agar menarik pembeli. Anak-anak yang tertarik akan duduk di depan kapal sambil melihat-lihat. Kalau tertarik tentunya akan meminta pada orangtuanya.

Baca Juga: Manfaat Mainan sebagai Media Belajar dan Meningkatkan Kreativitas Anak

Cara kerja dari kapal otok-otok ini memakai prinsip tekanan uap air yang telah dipanaskan oleh api kecil yang dipasang dalam kapal. Perbedaan suhu akibat pemanasan tadi pada pipa kapal menyebabkan keluar masuknya air dari knalpot sebagai pendorong mainan tersebut. Untuk memainkan juga mudah. 

Caranya dengan memasukan air pada dua pipa yang terdapat di bagian depan. Setelah itu masukan minyak goreng dan sedikit kapas dan diletakan di bagian pembakaran. Kemudian menyalakan pembakar dan memasukan kembali ke dalam kapal. Jika kapal mulai panas karena pembakaran akan mulai melaju dan berbunyi otok-otok

Pembuatan kapal otok-otok ini dimulai dengan penyedian lembaran seng utuh. Kemudian dipotong sesuai dengan desain kapal. Pembuatan aksesoris kapal, lalu pengecatan. Dan terakhir penyediaan kapas dan minyak goreng.

Biasanya panjangnya 20 cm dengan lebar 5-6 cm dengan tinggi 4 cm. Biasanya berupa kapal perang dilengkapi dengan dua meriam yang menghadap ke depan. Bendera Indonesia dipasang di bagian belakang kapal. 

Di Indonesia sentra pembuatan kapal otok-otok ini di Cirebon. Boleh dong berbangga hati sebagai warga Cirebon. Dari sini dijual sampai luar Jawa dengan harga sekitar Rp 15.000

Pada perkembangannya kapal otok-otok ini kalah dengan mainan yang terbuat dari plastik yang dijalankan oleh baterai untuk menyiasatinya maka desain kapal diubah mengikuti zaman. Dengan penambahan tiang agar mirip seperti perahu phinisi.

Pada bagian ujung tiang dipasang bendera merah putih yang merupakan ciri khas dari mainan ini, selalu ada bendera merah putih. Penampilan baru ini diharapkan agar peminatnya banyak. Kalau dilhat mainan ini sudah tak menarik bagi anak-anak sekarang. Terlihat abang penjual kapal otok-otok ini selalu sepi peminat. 

Sayang sekali ya padahal permainan tradisional ini juga sarat edukasi, sejarah dan estetika yang bisa diambil dari mainan ini. Bagaimana? Masih tertarik dengan mainan ini. 

Lah aku masih loh, suaranya yang khas itu yang membuat kenangan masa lalu terlihat nyata di pelupuk mata. Jadi kalau bisa buat orangtua untuk memperkenalkan juga permainan tradisional ini untuk anak-anak bisa mengenal permainan kapal ini sebagai kekayaan budaya.

Semoga permainan kapal otok-otok ini tetap ada dan tetap dimainkan anak-anak Indonesia. Semoga permainan lestari sampai anak cucu kita , sebagai kebanggaan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Memainkan Gasing dan Mainan Bambu Lainnya, Nostalgia Mengenang Masa Kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun