Â
"Arghhhhhhhhh!" teriak Adi sembari terbangun dari tidurnya. Aku menatapnya bingung. Wajahnya pucat dan masih dalam keadaan linglung. Saat sudah mulai sadar aku mulai mengajaknya bicara.
"Mimpi ya?" tanyaku. Adi mengangguk, rupanya dia masih belum sadar sepenuhnya.Adi masih termenung lama sampai akhirnya dia mulai bicara.
"Mimpi es kepal . Esnya menerkamku. Aku hancur ." Aku menatapnya tak percaya
"Hah, lalu kamu mati gitu?" Adi mengangguk . Aku tertawa geli. Es kepal bisa bikin mati orang? Ah, ada-ada saja . Tapi Adi tampak marah, dia bilang apa yang dimimpikannya itu benar. Dia hancur karena es kepal!!!
Aku jadi teringat kemarin, mungkin ini yang membuat Adi bermimpi buruk. Rasa peansaran aku terhadap es kepal sudah sampai ubun-ubun. Semua temanku sudah pernah mencoba. Masa aku belum. Belum lagi di jalanan banyak sekali yang menjual es kepal dengan banyak topingnya. Â Mau mencoba tapi selalu belum ada kesempatan saja. Sampai suatu waktu aku berniat beli es kepal sebelum puasa.
"Yuk, makan es kepal. Mumpung belum puasa. Tinggal dua hari lagi kita punya waktu." Adi mengangguk. Dan akhirnya aku dan Adi sudah duduk menikmati dua gelas es kepal dengan toping kacang , meses dan oreo. Banyak orang bilang rasanya manis dan bikin eneg tapi enak.
"Manis gak?" tanyaku
"Gak." Tukas Adi. Aneh sih, orang bilang manis, tapi ini yang aku rasakan tidak manis , malah cenderung hambar
"Kurang enak,"tukas Adi. Aku mengangguk setuju. Tapi kenapa es kepal begitu populer ya. Apa yang aku makan ini pas di tempat yang memang kurang bisa membuatnya. Entahlah. Tapi sepulang dari sana, Adi mulai merasakan perutnya mulas. Bahkan harus berkali-kali ke belakang. Diare berat. Aku hanya merasakan mulas saja dan agak mual.Â
Pengalaman pertama makan es kepal yang membuat hilang keinginan untuk membeli lagi. Cukup satu kali itu saja. Terutama Adi, karena dia harus buang-buang air terus menerus.Apa mungkin gara-gara makan es kepal yang gak enak ini, Adi bermimpi buruk? Entahlah.