Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kecele

23 Maret 2018   03:01 Diperbarui: 23 Maret 2018   03:04 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.gulalives.co

Risa tersenyum. Semenjak ada bos baru di kantornya, hatinya berbunga-bunga. Entah ada apa dalam hati Risa. Dan ketertarikan Risa semakin kuat saat pak Haris selalu mengajaknya makan siang di kafe seberang kantor.  Ada rasa yang berdesir saat bersama pak Haris apalagi dia memperlakukan Risa dengan sopan dan lembut. Dan hatinya mulai terasa ada debaran yang aneh saat berdua dengan pak Haris. Dan semua temannya juga tahu kalau pak Haris suka makan dengannya.  

Risa juga tahu banyak temannya yang iri dengannya, tapi bagi Risa itu suatu kebanggaan karena dirinya lebih menarik dari teman-teman yang lain. Banyak gosip tersebar di kantor tentang kedekatan Risa dan pak Haris. Ada yang mencibir ada yang pula yang mendukung. Bagi Risa itu seperti angin berlalu, yang penting pak Haris sangat menyukai dirinya. Perhatiannya melambungkan hatinya setinggi langit.

            "Ris, hati-hati, selidiki dulu pak Haris itu, siapa tahu dia sudah ada yang punya,"tukas mbak Nita.

            "Ah, mbak. Aku tahu kok dia masih sendiri. Semua orang selalu mengingatkan diriku. Aku tahu kalian iri sama aku." Risa mendelik pada mbak Nita.

            "Bukan iri neng Risa. Karean di divisi lain ada yang cerita kalau pak Haris itu sudah punya istri, "tukas Dani. Risa melotot pada Dani. Risa mendorong tubuh Dani keras-keras.

            "Aku heran dengan kalian . Gak senang yang lihat aku senang. Yang dipikirin kalian hanya iri saja padaku."

            "Iri gimana, aku kan sudah punya pacar . Aku hanya mendengarkan kabar dari divisi lain,"tukas Dani terlihat tidak suka dengan ucapan Risa. Risa keluar dari ruangan . Dia butuh udara segar . Dia gak peduli omongan Dani. Yang penting pak Haris suka dengan dirinya. Apalagi pak Haris menyuruhnya untuk memanggilnya mas Haris.

Ternyata pak Haris tidak main-main, dia juga  sudah berkenalan dengan orang tua  Risa. Sungguh membuat bahagia di hati Risa. Risa yakin mas Haris akan melamarnya.

            "Mbak, hari ini pak Haris mau melamarku sebelum melamar pada orang tuaku. Aku agak berdebar rasanya. Dulu mbak juga seperti aku gak?"  Mbak Nita menatap Risa .

            "Kamu sudah yakin dengan pilihanmu? Kamu gak mencari tahu dulu berita tentang pak Haris seperti kata Dani?".

            "Astaga, jadi kalian percaya dengan berita itu? Aku gak mengerti dengan kalian?" Risa kesal dengan teman-temannya. Tapi siang ini tentunya semua akan jelas baginya. Perlahan Risa datang ke tempat biasa makan siang. Belum ada siapa-siapa. Tak lama kemudian mas Haris datang dengan dua perempuan cantik. Ah, mungkin itu saudaranya atau adik, atau kakaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun