Kenal sate maranggih dari ponakan yang sangat suka dengan sate maranggih. Saking senangnya saat diajak nengok kakeknya di Cipanas diiming-imingi sate maranggih agar mau ikut menengok kakeknya. Walau sekarang sudah gak mempan lagi sogokan sate maranggihnya. Kedua saat suamiku pulang dari tugas di Tangerang, saat pulang ke Cirebon mampir ke warung sate maranggih Hj Yetti di desa Cibungur Purwakarta.
Suamiku terkesan dengan kuliner di warung ini, jadi saat pulang dari Cipanas --Cianjur menuju ke Cirebon dari tol Cipularang keluar sedang untuk mmapir makan siang dulu di warung sate Hj Yetti. Tempat yang sangat luas dengan bangunan yang terbuka . Kursi-kursi dan meja berjajar rapi yang begitu banyak di empat tempat yang terpisah.
Di sudut kanan , tempat sate dibakar dan di bagian belakang terdapat ketramik-keramik asli Purwakarta. Dan pegawai-pegaewai yang banayk itu siap untuk melayani pelanggan. Dan pesanan dilayani dengan cepat tanpa harus menunggu lama. Ini yang aku rasa pengaturan dari pelayan di sini bagus sehingga kita tak perlu menunggu lama dan pelayan siap untuk memberikan pesanan lagi saat kita meminta.
Sate Marangih ini dalam pembuatannya menempuh banyak tahapan dulu sebelum dibakar. Dagingnya direndam dulu dengan menggunakan rempah-rempah yang membutuhkan perendaman selama satu hari. Dan saat mau dibakar juga satenya direndam kembali dengan ramuan khusus.
Karena kekhasanannya maka sate maranggih ini dijadikan icon kota Purwakarta. Jadi sejarah dari sate maranggih ini meliputi banyak faktor seperti budaya, agama serta geopolitik.
Nah, dulunya sih sate ini berasal dari negeri China yang masih menggunakan daging babi. Hal ini terlihat bumbu yang digunakan sate marangih ini hampir sama dengan bumbu dendeng babi yang dijual di Hongkong, China dan Taiwan. Tapi karena di Indonesia banyak yang beragama muslim sehingga daging babi diganti dengan daging sapi.
Di sebelahnya sudah terdapat piring yang ditumpuk. Sate yang disediakan ini ada dua jenis yaitu sate dengan daging sapi dan kambing. Sate ini disajikan dengan nasi atau ketan bakar atau nasi timbel.
Sate maranggih ini bisa digunakan bumbu kecap disertai dengan irisan bawang mearh dan tomat dan saus atau bumbu kacang. Selain sate di sana juga disediakan gulai kambing, sop iga, dengan banyak sayur seperti karedok, tumis kangkung dan lain-lain. Beberapa pelayan membawa banyak minuman teh, kalau ada yang pesan bisa langsung diambil dari sana. Begitu juga kalau ada pelayan yang membawa gorengan dan kalau mau pesan kita tinggal ambil sehingga menyebabkan pelayanan menjadi cepat. Memang rasa sate maarnaggih ini terasa manis di lidah.
Bumbu yang terasa dari dagingnya seperti bumbu yang ada di masakan dendeng. Rasa yang lezat membuat aku sangat suka sekali dengan kelezatan sate maranggih ini. Gak salah kalau ponakanku sangat suka dan mau diiming-imingi sate maranggih. Memang lezat. Ternyata makan sate maraggih di warung makan Hj Yetti ini memberi kesan tersendiri bagiku.
Rasa yang lezat di lidah tak hilang --hilang , kelezatannya terasa lama di lidah. Jadi kalau mau mampir kemari, silahkan dijamin rasa yang lezat akan membawa kembali ke mari.