Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Intip Sampah Korea Selatan

7 Oktober 2022   04:44 Diperbarui: 7 Oktober 2022   04:54 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semua tempat sampat di Korsel dibuat sederhana, kecuali di Mal atau gedung perkantoran swasta. Sumber: Dokpri

"Mustahil Indonesia keluar dari darurat sampah, bila pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) tidak disiplin menjalankan regulasi persampahan yang ada, karena yang terjadi hanya bancakan korupsi saja" Asrul Hoesein, Founder Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) Jakarta.

Melanjutkan artikel sebelumnya di Kompasiana.Com dengan judul "Indonesia Patuh dan Bisa Bersih Sampah, Asal?" Coba kita bandingkan bagaimana hasil intip sampah penulis di Korea Selatan (Korsel) beberapa waktu lalu.

Beberapa kali penulis melakukan survey pengelolaan sampah di Korsel dengan substansi; sistem tata kelola, pertanian organik basis sampah, kebijakan kantong plastik, pengelolaan TPA Sundakwon Sanitary Landfill 8 Tingkat.

Pengelolaan sampah di Korsel yang berhasil penulis dapatkan dalam beberapa titik pemgelolaan, termasuk bagaimana Koperasi Tani NACF Korsel memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk organik.

Penulis saat survey sampah di Korsel. Sumber: Dokpri
Penulis saat survey sampah di Korsel. Sumber: Dokpri

Koperasi Tani National Agricultural Cooperative Federation (NACF) Korsel merupakan koperasi nomor tiga di Asia setelah China dan Jepang. NACF termasuk fokus mengelola sampah rumah tangga untuk kebutuhan pertanian organik.

Di Korsel semua sampah organik di kelola di sumber timbulannya dan tidak ada dibuang ke TPS atau TPA, umumnya mereka buat kompos untuk menunjang pertanian organik.

Penulis bersama petugas kebersihan swasta di Korsel. Sumber: Dokpri
Penulis bersama petugas kebersihan swasta di Korsel. Sumber: Dokpri

Pupuk kompos dari sampah inilah yang menjadi penopang pertanian organik disana, sehingga Korsel menjadi Negara Pertanian Organik terbesar di Asia.

Jadi tidak heran di Korsel terdapat investasi besar kosmetik dari Eropa, karena basis utama daripada kosmetik kelas wahid dunia adalah bahan bakunya berasal dari tanaman atau buah organik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun