Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Banyak Terkecoh! Surya Paloh Gercep Deklarasi Anies Capres 2024, Ini Kalkulasinya?

6 Oktober 2022   08:05 Diperbarui: 6 Oktober 2022   09:46 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan dan Surya Paloh. Sumber: Harian Terbit

Bisa masuk alternatif menyelamatkan Ganjar, walau hanya Cawapres, entah dengan Anies atau Prabowo.

Kalau Megawati pilih bersama Prabowo, dengan formasi Prabowo-Puan. Bisa jadi NasDem kemungkinan pasang Anies-Ganjar, tapi formasi ini sangat berat posisi Jokowi kalau memaksa Ganjar.

Jadi gerak cepatnya atau gercep antara Gerindra dan NasDem deklarasi capres, sebenarnya untuk menarik atau inginkan Puan Maharani sebagai cawapres.

Karena sesungguhnya dalam kalkulasi politik, tidak ada hitungan Puan maju sebagai capres, itulah Prabowo dan Surya Paloh melakukan gerakan deklarasi capres mendahului Megawati, agar semuanya waspada. Kalau NasDem bertahan, bisa didahului oleh Gerindra.

Jadi kalau kita analisa langkah-langkah yang dilakukan para tokoh bangsa ini, Megawati, Prabowo, Jokowi dan Surya Paloh masih adem, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Mereka saling kirim kode politik.

Pernah penulis urai tentang perebutan putri mahkota Puan di Kompasiana ini juga, dengan judul "Parpol Sombong? Perebutan Putri Mahkota Puan Maharani". Nah kelihatan terbukti atau mendekati kebenaran analisa itu.

Sementara PDI-P tentu saja tidak mau hanya menjadi cawapres karena partainya lebih kuat. Di sisi lain Prabowo dan Anies juga tidak mau menjadi cawapres karena memang kapasitasnya adalah capres. Jadi idealnya yang mengalah adalah PDI-P walau pemenang Pemilu 2019.

Sangat nampak bahwa Surya Paloh sangat berat hati pecah kongsi dengan Presiden Jokowi dan Megawati. Mulai dimunculkan Ganjar sebagai salah satu diantara tiga Capres yang diunggulkan NasDem.

Jadi sebenarnya, Surya Paloh itu menyelamatkan Ganjar saat dimasukkan namanya sebagai kandidat capres dari NasDem, itulah pertolongan Surya Paloh pada Jokowi, memgingatkan Megawati bahwa jangan sepelekan Ganjar.

Namun ahirnya NasDem membuang Ganjar karena lebih salah lagi kalau mendorong kader PDI-P, juga karena target NasDem adalah Anies. Kalau ahirnya PDI-P tolak Ganjar, ya bisa jadi NasDem tarik balik Ganjar. Bila Ganjar mau jadi cawapres.

Salah satu kelebihan bila capres atau cawapres punya elektabilitas tinggi, karena luwes dimana saja, kesana kemari susah tertolak, namanya barang laris. Itulah asli disebut suara rakyat suara Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun