Penulis menghitung kode keras Prabowo Subianto kepada Jokowi dan Megawati, sebanyak tiga kali beri signal kode politik (ada yang tahu kode keras itu?).
Lalu tentu melalui partainya sendiri, Gerindra, itupun ditahannya dan tidak mengumumkan deklarasinya melalui Parpol Koalisi, tapi deklarasi melalui dirinya sendiri secara pribadi di Sentul.Â
Baca juga:Â Ayo Tebak, Kenapa Prabowo Tunda Umumkan Pasangannya?
Prabowo Subianto hanya butuh koalisi kecil, atau cukup partai politik (parpol) kecil saja, namun mampu menggetarkan sahabatnya itu, Megawati dan Jokowi.Â
Silakan simak pidato Prabowo Subianto sesaat sebelum mendeklarasikan dirinya, sungguh berat. Tapi demi bangsa dia rela memanjat hujan.
Artikel ini saya tulis dengan sebuah prasa "saling mencari" karena memang sesungguhnya Prabowo-Puan sudah dalam kalkulasi sejak 2019. Hanya perjalanan 2019-2022 ada dinamika politik bercampur keinginan oligarki.
Baca juga:Â Prabowo-Puan Pasangan Paling Berpeluang di Pilpres 2024
Kalau memang pasangan ini (Prabowo dan Puan) yang jadi di restui oleh Tuhan Ymk, itu bukan kebetulan, tapi sesungguhnya sudah dalam hati dan pikiran serta rencana Jokowi, Megawati dan tentu Prabowo Subianto sendiri sebagai lakon pentasnya (kausalitas Prabowo dukung Jokowi). Jadi saling mencari dan ketemu kuda kudaan di Hambalang.
Gerindra hanya butuh satu Parpol untuk memenuhi syarat presidential thershold 20 persen. Namun Prabowo Subianto harus ekstra hati-hati memilih pasangan Cawapres. Di luar Puan Maharani, harus hati-hati, bila bukan Puan yang jadi.
Eksistensi Puan Maharani
Puan Maharani, juga dipastikan maju melalui PDI-P, dimana PDI-P tanpa harus menggandeng Parpol, sudah bisa memenuhi syarat presidential thershold 20 persen. Menurut penulis, ceroboh bila Megawati berani majukan Puan Maharani sebagai Capres 2024.