"Siapa Bilang Manusia Tidak Sempurna? Sikap tanggung jawab, menjadi titik balik kesempurnaan manusia. Bijaksana bila setop jadikan alasan kalimat tersebut untuk menghindari tanggung jawab dan kejujuran, itu terkesan hanya dalih atau alasan pembenar."
Kalimat magis selalu kita dengar dan ucapkan 'manusia tidak sempurna'Â bila tidak hati hati, bisa menjadi "jebakan batman"Â bagi orang yang tidak gunakan dan seimbangkan akal dan nafsu, ahirnya dengan mudah mengelak dari tanggung jawab.
Tanggung jawab dan "bukan tanggung menjawab", dalam menghadapi tanggung jawab, jangan melempar kesalahan itu kepada orang lain, berani menunjuk diri bila salah dan bukan menunjuk orang, itulah titik kesempurnaan manusia.
Tanggung jawab merupakan bagian dari ajaran semua agama, dalam Islam disebut mas'uliyyah. Jika manusia dapat menentramkan hati nuraninya dan merespon panggilan jiwanya yang paling dalam, maka pasti bisa bertanggung jawab atas pekerjaan atau urusannya.
Bukan hanya tanggung menjawab atau memberi jawaban seadanya (potensi debat kusir), dalam menghindari kejujuran dan tanggung jawabnya, demi kelihatan benar dan sempurna.
Seringkali karena kita ingin tetap diterima eksis, maka berdalih, mengelak atau mencari pembenaran dari sebuah kesalahan urusan, sehingga dengan mudahnya menggunakan kalimat magis itu bahwa manusia tidak sempurna.
Sebaiknya kita harus selalu berusaha untuk tidak dengan mudah menggunakan kalimat magis itu, bila ingin sukses. Agar tetap waspada dalam hidup dan kehidupan, pada setiap yang kita hadapi dalam suasana apapun juga.
Tetap berprasangka baik, atau selalu berpikir positif dan jujur. Biarkan otak kita berdarah darah, asalkan di charger dengan pikiran positif secara terus menerus.
"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?" (Q.S Al-Qiyamah: 36).
Manusia Mahluk Sempurna