Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rusia dan Ukraina Stok 207 Juta Ton Gandum, Indonesia Aman

2 Agustus 2022   23:07 Diperbarui: 2 Agustus 2022   23:11 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gandum, bahan tepung. Sumber: Shutterstock by Kumparan

Sisi positif lainnya bagi Indonesia, bisa lebih termotivasi mengembangkan pertanian organik berbasis sampah, akibat kurangnya produksi pupuk urea dan setop distribusi pupuk organik subsidi ke petani oleh Holding PT. Pupuk Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Cabut Subsidi Pupuk Organik, Ini Solusi Petani?

Bangun Pertanian Organik

Hanya Indonesia perlu segera berpacu dengan waktu untuk mengembangkan pertanian organik, dalam rangka meningkatkan produksi beras yang berkualitas. Serta tidak bergantung lagi dengan pupuk kimia.

Sebuah kode keras kepada pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) serta seluruh masyarakat, bahwa adanya kelangkaan urea, pertanda Indonesia "dipaksa" segera meninggalkan pertanian konvensional yang mengandalkan pupuk kimia. 

Perlu diketahui bahwa pertanian konvensional sangat tinggi biaya operasional dan hasil produksinya sangat rendah, juga pupuk kimia sangat merusak struktur tanah, menghilangkan unsur hara tanah. Tanah pertanian Indonesia sudah jenuh dengan pupuk kimia.

Baca juga: Sinergi Program Vokasi dan Tematik dalam CSR Sampah

Alhamdulillah Presiden Jokowi, melalui Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sudah mencabut subsidi pupuk organik, penulis sudah lama berjuang untuk meminta pada pemerintah, agar mencabut subsidi pupuk organik tersebut.

Artinya dengan dicabutnya subsidi pupuk organik itu, maka peluang untuk seluruh daerah di Indonesia melakukan produksi pupuk organik sesuai kebutuhannya.

Tinggal petani ataupun masyarakat kota dicerdaskan dalam memproduksi pupuk organik berbasis sampah dan petani di edukasi cara menggunakan pupuk organik tersebut dengan benar.

Diharapkan seluruh pemda di 514 kota dan kabupaten Indonesia, termasuk para pengusaha dan/atau pengelola sampah di daerah-daerah agar menangkap peluang besar ini untuk melakukan produksi pupuk organik berbasis sampah.

Jakarta, 2 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun