Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rusia dan Ukraina Stok 207 Juta Ton Gandum, Indonesia Aman

2 Agustus 2022   23:07 Diperbarui: 2 Agustus 2022   23:11 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gandum, bahan tepung. Sumber: Shutterstock by Kumparan

Presiden Jokowi dalam pidatonya pada acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka, yang digelar di Halaman Depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (01/08/2022), menyampaikan bahwa Indonesia masih dalam kondisi pangan yang terkendali. [2]

Menurut Informasi Presiden Jokowi atas pembicaraannya bersama kedua Kepala Negara pada bulan Juni 2022. Bahwa Rusia dan Ukraina masing-masing negara tersebut memiliki stok gandum yang cukup besar. Tapi mereka menyetop ekspor.

Ukraina menyimpan stok gandum sebesar 77 juta ton, sementara Rusia sebanyak 130 juta ton. Total volume gandum kedua negara yang sementara posisi stok atau setop ekspor sebesar 207 juta ton.

Diperkirakan akibat disetopnya ekspor oleh Rusia dan Ukraina ke berbagai negara, menyebabkan sekitar 330 juta jiwa di dunia kelaparan, kecuali Indonesia. Diprediksi kedepan bisa mencapai 800 jiwa yang akan merasakan kelaparan akibat kekurangan gandum. [3]

Baca juga: Krisis Pangan dan Energi "Hantui" Dunia, Mentan SYL Apresiasi Kontribusi Pupuk Indonesia untuk Pertanian RI

"Diharapkan seluruh pemda di 514 kabupaten dan kota Indonesia, termasuk para pengusaha dan/atau pengelola sampah di daerah-daerah agar menangkap peluang besar ini untuk melakukan produksi pupuk organik berbasis sampah." H. Asrul Hoesein, Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) Jakarta.

Beras Indonesia Aman

Secara langsung Indonesia tidak berdampak terhadap distoknya gandum tersebut, namun secara tidak langsung tetap berdampak negatif adanya perang di Rusia dan Ukraina pada pasokan lainnya.

Tentu ikut menghantam sektor pertanian, karena Indonesia juga tidak bisa mengimpor bahan baku produksi urea dari kedua negara yang berperang, Rusia dan Ukraina. Negara-negara ini menjadi importir terbesar bahan baku urea ke Indonesia.

Tapi Indonesia tidak perlu bingung. Justru ada sisi positifnya yaitu mengurangi impor beras dari negara eksportir ke Indonesia, karena negara eksportir ke Indonesia juga kekurangan urea.

Beras Indonesia turun pamor akibat beras impor, dengan adanya perang Rusia dan Ukraina tentu impor beras berpengaruh, ya biar saja, Indonesia diuntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun