Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rusia dan Ukraina Stok 207 Juta Ton Gandum, Indonesia Aman

2 Agustus 2022   23:07 Diperbarui: 2 Agustus 2022   23:11 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masuknya pasukan Rusia dengan dalih operasi militer khusus dan menjaga stabilitas di wilayah Timur Ukraina memunculkan kekhawatiran baru, tidak saja bagi Ukraina dan Eropa, tetapi juga negara-negara lain di dunia. Termasuk di Indonesia, ikut merasakan."

Dunia tengah dihadapkan pada ketidakpastian dan krisis pangan, energi dan keuangan. Tentu semua itu dipicu oleh pandemi Covid-19 yang menerpa seluruh dunia, bisa disebut sakit bersama.

Sudah 2,5 tahun si Corona belum total pergi dari bumi, dan baru memasuki masa pemulihan Covid-19, muncul lagi perang antara Rusia dan Ukraina. Dunia tidak berada dalam posisi baik baik saja. [1]

Tentu bukan hanya kedua negara berseteru itu yang merasakan dampak buruk atas perseteruan mereka, namun semua negara dan termasuk Indonesia ikut kena dampaknya.

Sampai ahirnya Presiden Jokowi, satu satunya Kepala Negara di Asia yang berani datang berkunjung ke Rusia dan Ukraina dalam suasana perang. Semua itu hanya semata memulihkan jaringan ekonomi dan stabilitas keamanan dan keuangan dunia.

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Mengancam Ketahanan Pangan Global

Pangan Indonesia Masih Stabil

Bagi Indonesia, tidak perlu gelisah terhadap krisis pangan dunia. Kita bukan pemakan gandum, makan pokok kita adalah beras. Beras masih stabil, energi juga masih mampu diatasi dengan subsidi.

Umumnya negara di dunia, menjadikan gandum sebagai makanan pokoknya. Sementara hampir semua negara impor gandum dari Rusia dan Ukraina. Itulah akibat negatif perang, sehingga di dunia terjadi krisis pangan.  

Sementara Rusia dan Ukraina, sebagai produsen gandum terbesar di dunia, menyetop ekspor ke seluruh negara. Mereka melakukan stok gandum. Termasuk tidak ada ekspor ke Amerika dan Eropa, termasuk ke Asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun