Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

2000 Desa Organik, Janji Jokowi Belum Terpenuhi

23 Maret 2022   02:30 Diperbarui: 23 Maret 2022   02:46 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Aktifitas penulis melalui Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) dalam mendorong pertanian organik bebas sampah. Sumber: Yaksindo

"Pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) belum maksimal melakukan inovasi kearah pembangunan suprastruktur dan infrastruktur ketahanan pangan yang fundamental berbasis pertanian organik" Asrul Hoesein, Founder PKPS Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Indonesia.

Selain mendorong pertanian organik bebas sampah (Integrated Farming Zero Waste), ada beberapa hal masih menggelitik bila bicara pertanian organik di Indonesia. Karena kondisi persiapan pemerintah dalam memastikan membangun pertanian organik masih terjadi haru biru. Karena pemerintah dan pemda sendiri gagal menyakinkan petani terhadap kemampuan pupuk organik mengangkat produksi pertanian.

Kegagalan tersebut diakibatkan tidak adanya keseriusan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik di tingkat petani, malah terkesan adanya ketakutan pemerintah sendiri melepaskan ketergantungan pada pupuk kimia.

Khususnya hubungan emosional penulis dengan dua Menteri Pertanian (Mentan) era pemerintahan Jokowi, yang kebetulan sama orang Bugis/Makassar, yaitu mantan mentan Dr. Andi Amran Sulaiman dan mentan saat ini Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH., MH, M.Si. sehingga sedikit mengecewakan atas ketidakmampuan Mentan dalam memaksimalkan sampah organik untuk menjadikan sampah sebagai bahan baku utuma produksi pupuk organik. 

Keduanya belum memperlihatkan keseriusan maksimal untuk mensukseskan Janji Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu pembentukan 2000 Desa Organik, dimana sampai ahir jabatan Jokowi tahun 2004 belum menyentuh hal pendukung utama dari pertanian organik, yaitu sampah.

Sehingga timbul pertanyaan besar bahwa jangan sampai menteri-menteri kabinet Jokowi tidak pernah membaca Visi dan Misi Jokowi yang termuat dalam Nawacita 1 dan 2.

Baca Juga: Kementerian Pertanian Gagal Membangun 1000 Desa Organik

"Desa organik bukan hanya tentang pertanian atau produk makanan semata, tapi lebih bermakna pada kehidupan yang berkelanjutan - sustainable development - gaya hidup sehat untuk diri sendiri dan juga terhadap lingkungan"

Desa Organik Janji Nawacita

Mungkin suprastruktur dan infrastruktur yang lain sudah maksimal dilakukan Jokowi, seperti proyek jalan tol, irigasi, bendungan dan lainnya. Tapi lain soal pertanian organik yang sangat terkait dengan sampah, sangat tertinggal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun