Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

The New Normal, Plus Minus Solusi Corona

27 Mei 2020   07:07 Diperbarui: 27 Mei 2020   12:57 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: New normal, kebiasaan-kebiasaan baru saat pandemi virus corona. Sumber: Kompas | Shutterstock

Sebenarnya beberapa solusi yang telah ditempuh pemerintah nampak terbaca ada terjadi kebingungan menghadapi Corona atau Covid-19. Faktanya pemerintah menerbitkan lagi program pola hidup normal versi baru dengan protokol normal baru (new normal) bagi perkantoran dan industri dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Rencana implementasi new normal diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. (Baca: Panduan New Normal)

Sebelum New Normal ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan dasar lebih tinggi yaitu berupa Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 telah menyatakan bahwa PSBB dilakukan salah satunya dengan meliburkan tempat kerja.

Kebingungan pemerintah sebenarnya adalah tidak adanya tolak ukur atau menjadi dasar dalam membuat keputusan untuk keluar dari pandemi Covid-19 atau keputusan untuk mengatakan bahwa tidak ada lagi Covid-19 di Indonesia. 

Kenapa tidak ada tolak ukur ? 

Yaa... Karena bentuk rupa atau model virus Corona itu saja sesungguhnya belum di temukan sampai sekarang. Jadi bagaimana bisa mengetahuinya ? 

China dan Amerika saja masih bersitegang bahwa virus itu awalnya muncul dari mana. Masih terjadi saling tunjuk. Wuhan China masih menolak disebut sebagai sumber Virus Corona.

Jadi Virus Corona dari mana ?  Ya sudahlah..... Virus itu dari Tuhan Ymk. Ingat tha'un (wabah) di zaman Nabi Muhammad Saw (Ini Hadits Rasulullah Seputar Wabah Penyakit, Thaun, atau Covid-19)

Rasulullah SAW menyebut wabah sebagai jenis azab bagi umat terdahulu (Bani Israil) dan kini menjadi rahmat bagi orang beriman karena kesabaran dan pengertian atas ketentuan Allah serta menahan diri di daerah masing-masing.

Bagaikan buah simalakama saja, dimakan mati Ibu dan tidak dimakan mati ayah. Sangat dilematis bagi bangsa Indonesia, khususnya Presiden Jokowi untuk mengambil keputusan stratejik menghadapi pandemi Covid-19. 

Juga penulis sudah mengirim surat terbuka pada Presiden Jokowi agar melibatkan unsur tokoh lintas agama, bisa baca di "Perihal Corona | Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun