Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Buku | Cerdaskan Rakyat dengan Bangun Masif Pustaka Desa

26 April 2020   06:31 Diperbarui: 26 April 2020   12:56 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kondisi sepi Toko Buku Gramedia Surabaya (23/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

Semaju apapun peradaban, peran buku teks tidak akan tergantikan oleh e-book. Buku teks memiliki mujizat tersendiri, maka tetap akan berjalan beriringan dengan e-book. 

Motivasi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk merayakan Hari Buku dunia pada 23 April 1995. Tanggal ini berdasar kematian dari William Shakespeare yang meninggal 23 April 1616 dan sejumlah penulis kenamaan lainnya.

Sementara di tingkat nasional, Hari Buku Nasional itu jatuh pada tanggal 17 Mei. Tidak sampai sebulan perbedaannya dengan Hari Buku Internasional. Tanggal 17 Mei dipilih karena sama dengan hari didirikannya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di tahun 1980.

Inisiasi untuk Hari Buku Nasional ini digagas saat pemerintahan Kabinet Gotong Royong, tepatnya pada 2002. Kabinet pemerintahan Indonesia saat kepemimpinan oleh Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz. Menteri Pendidikan saat itu, adalah Abdul Malik Fajar.

Alasan utama UNESCO, untuk kampanyekan budaya membaca dan mengapresiasi para penulis atau pengarang buku, ilustrasi, dan pelaku usaha penerbitan. 

Sementara untuk Indonesia, motivasinya untuk meningkatkan budaya baca dalam menambah wawasan, pengetahuan, dan mengasah kreativitas serta imajinasi.

Ilustrasi: Pustaka Desa Bank Sampah di NTT. Sumber: GiF NTT | HAMDAN
Ilustrasi: Pustaka Desa Bank Sampah di NTT. Sumber: GiF NTT | HAMDAN
Perintah dan Kewajiban Membaca

Salah satu keistimewaan bulan Ramadan diantara keistimewaan lainnya adalah bulan dimana Allah Swt, menurunkan Al-Quran. Perintah untuk membaca adalah terdapat dalam Surah Al-Alaq ayat 1 sampai 5.

Ayat paling pertama surah Al-Alaq ini, perintah membaca, bukan perintah yang lainnya. Allah Swt berfirman 'iqra` bismi rabbikalla khalaq' yang artinya adalah 'Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan.'

Karena tanpa bisa membaca, manusia tidak akan mampu memahami apapun yang sedang dan/atau akan dikerjakan. Islam sejak dini sudah mendeklarasikan perang terhadap buta huruf. Buta huruf identik dengan kemiskinan, sementara kemiskinan mendekati kekufuran.

Dalam Al-Qur'an pula ditekankan bahwa janganlah engkau mengikuti apa-apa yang tidak engkau ketahuinya terlebih dahulu, seperti halnya engkau dilarang mengatakan sesuatu yang tidak diketahui dan dipahami apalagi mengikutinya.

Ilustrasi: Penulis dan Buku. Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Ilustrasi: Penulis dan Buku. Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Pemda Harus Bangun Masif Pustaka Desa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun