Ingat kantong plastik itu alat bantu masyarakat kecil dan besar dalam segala kebutuhan dan di produksi massal. Artinya kebutuhan dan diproduksi umum yang murah dan terjangkau untuk fasilitas service atau promosi usaha atau sebuah wadah yang mudah diperoleh kapan dan di mana saja.
Menjadi semacam trend pencitraan dalam memberi atau memakai wadah tempat daging kurban dengan besek daun pisang, pelepah pisang, daun jati dll, karena dianggap ramah lingkungan. Sungguh masyarakat termakan provokasi atau kampanye sesat yang sangat negatif terhadap penggunaan kantong plastik.
Karena dipastikan pula bahwa daging-daging yang memakai besek atau dibungkus dengan daun pisang, pelepah pisang, daun jati dll itu tetap menggunakan kantong plastik dan menyisakan sampah. Semoga masyarakat tetap sadar dan tidak terbawa provokasi miring terhadap keberadaan plastik.
Justru dengan menggunakan besek daun pisang, pelepah pisang, daun jati dll tersebut akan merusak lingkungan serta merepotkan para penerima daging kurban. Karena pasti sangat repot dibawa bila tanpa wadah, seperti kantong plastik.
Sungguh dosa besar bagi elit bangsa ini yang mendorong issu plastik yang beralasan menghindari plastik yang ramah lingkungan. Padahal dipastikan issu ramah lingkungan itu justru hanya akan melindungi masalah KPB. Atasi masalah dengan tidak menjauhi masalah. Karena apapun yang dilakukan itu, dipastikan akan sia-sia.
Seharusnya di Hari Kurban Idul Adha, masyarakat disuguhi pelajaran atau panutan yang positif dari orang-orang terpelajar, penguasa dan pengusaha untuk memaknai Hari Kurban, sebagai hari membuang sifat-sifat jelek dalam diri manusia yaitu kedengkian, fanatisme, egoisme, untuk mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Jangan malah memperparah kebodohan, tapi lempar jauh-jauh kebodohan itu.
Medan, 13 Agustus 2019