Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rekonsiliasi untuk Menjadi Oposisi Memberantas Korupsi

28 Juni 2019   02:53 Diperbarui: 8 Juli 2019   02:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Prabowo dan Jokowi. Sumber: Setpres

Kita baru saja mendengar keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai putusan perselisihan hasil pemiliu (PHPU). Setelah MK menolak gugatan Paslon-02 Prabowo-Sandiaga (27/06), dengan begitu Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf akan ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pilpres 2019.

Sekedar refleksi bahwa raihan suara Jokowi-Ma'ruf setara dengan 55,50 persen dari total suara sah di Pilpres 2019 sebanyak 154.257.601 suara sah. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga mendapat 68.650.239 atau 44,50 persen dari total suara sah.

Setiap pesta pemilu-pilpres selalu saja ada senang dan kecewa dan itu manusiawi. Kekurangan pundi-pundi pastilah terjadi dan bila perlu piring dan gelas pecah berantakan. Tapi itulah perjuangan yang butuh pengorbanan. Namun tidak ada yang sia-sia. Semua perjuangan besar-kecil tercatat oleh-Nya.

Bagi pemenang tentu bahagia, walau jangan euforia atas kemenangannya. Karena kemenangan itu masih perlu diikuti dengan pembuktian atas janji yang telah diikrarkan. Begitupun sebaliknya bagi pasangan yang kalah, ihlaslah selalu dan yakin kekalahan itu pasti baik. Temukan kebaikan itu dalam sabar. Semua apa yang terjadi sudah menjadi takdir Ilahi Tuhan Ymk.

Sekarang tidak ada istilah 01 atau 02 dan yang ada adalah 03 (01+02) yaitu sila ketiga Pancasila - Persatuan Indonesia. Harapannya agar 01 dan 02 melakukan rekonsiliasi dalam arti memulihkan hubungan kekerabatan pada keadaan semula atau perbuatan menyelesaikan perbedaan. Lalu 02 kembali berjuang menjadi oposisi - penyeimbang - 01 dalam menjalankan roda pemerintahan.

Rekonsiliasi dalam pengertian negara aman dan damai, bukan berarti terjadi tawar-menawar posisi di kabinet. Karena itu namanya pelacur demokrasi. Tapi rekonsiliasi dalam penyerahan dan penerimaan visi-misi yang bisa dikombain dari 01 dan 02. Lalu 02 menjadilah oposisi yang cerdas dan tegas. Yakin rakyat akan menjadi partner oposisi bila pemerintahan kelak masih banyak yang ingkar dari amanah yang diembannya.

Indonesia sampai saat ini masih darurat korupsi, maka peran oposisi yang kuat dan handal bisa menjadi pembela kebenaran, pembela rakyat jelata yang masih banyak didzalimi oleh para koruptor. Berjuang melalui parlemen itu bisa lebih mulia bila benar-benar konsisten berpihak pada rakyat.

Apalagi Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa "Tidak Punya Beban Masa Lalu" maka beliau butuhkan pembantu atau menteri yang punya nyali sebagai eksekutor. Diketahui bersama bahwa masih banyak PR Presiden Jokowi pada periode pertama yang tentu harus dilanjutkan serta dituntaskan. Rakyat masih mencatat rapi semua itu.

Janji Presiden Jokowi tersebut mari kita pegang bersama. Oposisi sangat dibutuhkan untuk mengawal pernyataan Presiden Jokowi yang sangat mudah difahami bahwa tidak akan ikut lagi pada pilpres yang akan datang serta tidak ada masalah lalu yang harus ditutup-tutupi. Dipastikan pula bahwa anak-anak Jokowi tidak ada mengikuti jejak politik sang ayah. Artinya tidak ada putra-putri mahkota Presiden Jokowi.

Apalagi penulis selaku pemerhati sampah dan pertanian organik, masih mencatat masalahnya belum tuntas oleh kabinet kerja Jokowi-JK sampai saat ini. Issu plastik dan desa organik masih tergelar belum tuntas oleh pembantu-pembantu Presiden Jokowi. Hal tersebut menjadi PR besar oleh pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ke depan.

Setiap kompetisi ada awalnya dan ada akhirnya. Semoga pemilu dan pilpres yg barusan berlalu, mampu memperkaya dan mendewasakan kehidupan berdemokrasi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun