Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Indonesia Tertib menjadi "Gagal Tertib" dalam Urusan Sampah

1 Juni 2019   03:50 Diperbarui: 1 Juni 2019   14:18 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Open Dumping di TPA Piyungan Bantul, DIY. Semua TPA di Indonesia masih Open Dumping, melanggar Pasal 44 UU. No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Sumber: Pribadi

Sambil menunggu pesawat berangkat ke Jakarta, mengisi waktu luang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali. Tidak bosannya sebagai anak bangsa, melalui tulisan ini ikut menggugah hati kecil para elit bangsa yang mengurusi sampah. 

Para elit pemerintahan agar bisa taat dan disiplin alias tertib menjalankan regulasi sampah yang ditinggalkannya. Jangan bermain-main dengan regulasi. Diduga terjadi kesengajaan. Hentikan cara-cara kotor dan kembali ke jalan yang bersih untuk atasi sampah. Semua sudah terdeteksi. Jangan biarkan bom waktu itu meledak.

Sebagaimana diketahui, Revolusi Mental adalah gerakan sosial bersama untuk merubah karakter bangsa. Gerakan ini telah dimulai sejak terbitnya Inpres Nomor 12 Tahun 2016 (Baca dan download Inpres No.12 Tahun 2016 Tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental)

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Indonesia Bersih di Kantor Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manggala Wanabakti, Jakarta. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyatakan pencanangan gerakan tersebut merupakan salah satu program Revolusi Mental yang diusung Presiden Joko Widodo. Menko Puan Maharani menjelaskan di hadapan peserta Rakernas yang terdiri dari Menteri Kabinet Kerja, Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia (21/2/2019).

Ayo Baca Sampah Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi.

Juga Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan peluncuran Gerakan Indonesia Bersih. Gerakan ini sebagai bentuk seruan masyarakat Indonesia lebih peduli mengurangi sampah plastik dan mengelola sampah harian dengan baik.

"Program pengelolaan sampah menjadi program pemerintah yang sangat penting yang harus dilakukan secara terpadu oleh semua pihak, selain itu yang penting adalah pengelolaan sampah harus memiliki manfaat ekonomi dan lingkungan serta harus dapat mengubah perilaku masyarakat," ujar Luhut Binsar Panjaitan di Car Free Day Bundaran HI, Minggu (28/4/2019).

Sosialisasi untuk mengajak masyarakat membiasakan hidup bersih dan tertib juga terus disosialisasikan melalui Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib. Namun gerakan-gerakan tersebut hanya menjadi wacana saja. Karena tidak ada sinergitas lintas kementerian dalam melaksanakan amanat Gerakan Indonesia Bersih.

Dalam bidang lain selain bidang pengelolaan sampah. Cukup memberi arah yang benar. Karena pemerintah terus mendorong penguatan implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental sebagai gerakan sosial berbasis gotong royong.

Ayo Baca Presiden Jokowi Harus Mengevaluasi Kebijakan Sampah Plastik

Selama 4 (empat) tahun, beberapa capaian menunjukkan perkembangan positif yaitu dengan meningkatnya perbaikan layanan masyarakat, seperti pengurusan SIM, STNK, KTP, sertifikat, dan surat lainnya yang semakin cepat.

Tapi dalam bidang persampahan, tidaklah memberi hasil yang signifikan. Padahal KLHK sudah beberapa kali melakukan kegiatan dengan lintas kementerian, tapi semua tidak ada followup. Tidak ada solusi setiap pertemuan, hanya formalitas belaka. Hanya mau dikatakan serius urus sampah. Ternyata niat saja sudah tidak nampak dipermukaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun