Mohon tunggu...
Hasri Andi
Hasri Andi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Farmasis Menyongsong Indonesia Sehat 2025

13 Januari 2018   22:21 Diperbarui: 14 Januari 2018   00:57 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam relasi antara dokter sebagai penulis resep dan apoteker sebagai penyedia obat (pelayanan tradisional farmasi), dokter dipercaya terhadap hasil dari farmakoterapi. Dengan berubahnya situasi secara cepat di sistem kesehatan, prektek asuhan kefarmasian diasumsikan apoteker bertanggung jawab terhadap pasien dan masyarakat tidak hanya menerima asumsi tersebut.

Apoteker berperan utama dalam meningkatkan keselamatan dan efektifitas penggunaan obat. Dengan demikian dalam penjabaran, misi utama apoteker dalam hal keselamatan pasien adalah memastikan bahwa semua pasien mendapatkan pengobatan yan optimal. Hal ini telah dikuatkan dengan berbagai penelitian yang menunjukan bahwa kontribusi apoteker dapat menurunkan Medication Errors.

Peran apoteker dalam mewujudkan keselamatan pasien meliputi dua aspek yaitu aspek manajemen dan aspek klinik. Aspek manajemen meliputi pemilihan perbekalan farmasi, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi, alur pelayanan,sistem pengendalian (misalnya memanfaatkan IT). Sedangkan aspek klinik meliputi skrining permintaan obat (resep atau bebas), penyiapan obat dan obat khusus, penyerahan dan pemberian informasi obat, konseling, monitoring dan evaluasi.

Fungsi dari pharmaceutical careadalah (Heppler and strand, 1990):

1. Identifikasi aktual dan potensial masalah yang berhubungan dengan obat.

2. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan obat.

3. Mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dengan obat.

4. Implementasi dari asuhan kefarmasian di rumah sakit dapat dilakukan pada pasien rawat jalan melalui informasi, konseling, dan edukasi untuk obat bebas dan obat yang diresepkan, pemberian label, leaflet, brosur, buku edukasi, pembuatan buku riwayat pengobatan pasien, serta jadwal minum obat.

Pada umumnya apoteker sekarang masih kurang peduli dalam memberikan penyuluhan atau pemahaman terhadap pasien mengenai obat, tata cara penggunaan dan indikasi obat. Dalam prakteknya, apoteker hanya melayani resep obat kemudian menyerahkannya kepada pasien, padahal tujuan utama tugas apoteker bukan hanya itu. Apoteker wajib memberikan pemahaman atau penyuluhan mengenai obat yang telah apoteker berikan kepada pasiennya.  Karena itulah Apoteker harus memiliki rasa peduli kepada pasiennya.

Memang, untuk saat ini obat kimia sintetis lebih laku di pasaran. Namun, akan lebih baik lagi jika konsumen dapat mengetahui senyawa apa yang ada di dalam obat tersebut. Jika ada orang yang berpendapat bahwa mengkonsumsi obat yang rutin khususnya untuk orang yang menderita suatu penyakit, maka ia akan mencapai pada titik dimana ia akan menjadi lebih baik, itu tidak sepenuhnya benar. 

Mengapa? perlu di ketahui bahwa tidak semua obat akan merespon tubuh dengan baik. Ada sebagian obat yang awalnya dapat memberikan perubahan yang lebih baik, namun tanpa disadari ada organ lain di dalam tubuh yang akan mengalami resiko lebih besar jika obat tersebut dikonsumsi secara terus menerus, apa lagi dengan dosis yang cukup tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun