Mohon tunggu...
Sriyanti HasnaMarwanti
Sriyanti HasnaMarwanti Mohon Tunggu... Lainnya - A dreamer

Seorang pemimpi yang terkadang suka membaca buku non fiksi. Mari berteman lewat diskusi sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siap Lego Aset, Investor Besar Tiongkok Cabut dari Indonesia?

19 Agustus 2022   11:48 Diperbarui: 19 Agustus 2022   12:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi industri pertambangan. Sumber: cnbcindonesia.com

Beberapa tahun belakangan hingga saat ini, pemerintah Indonesia sedang mendorong pengembangan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Tanah Air. Sebab, semua sadar, bahwa Indonesia berpeluang menjadi pemain utama industri kendaraan listrik melalui sumber daya alam (SDA) yang berlimpah, salah satunya nikel, bahan utama untuk baterai lithium-ion.

Melalui Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, pemerintah Indonesia menjadikan alat transportasi hingga ekosistem EV sebagai prioritas. Dikutip dari laman resmi Kemenperin, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan Indonesia bahkan telah menetapkan roadmap jalan pengembang EV melalui Peraturan Menteri Perindustrian No. 27/2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV, dan Perhitungan Tingkat Kandungan Lokal.

Berbagai upaya kemudian dilakukan oleh Indonesia agar menjadi pemain utama dalam industri EV, seperti menciptakan ekosistem EV yang terintegrasi. Pemerintah punya harapan lebih bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri baterai listrik. Sebab, Indonesia merupakan 'surga' bahan baku baterai yang terdiri dari nikel, kobalt, ferronickel, endapan hidroksida, dan lain-lain. Pemerintah berharap Indonesia mampu mendukung rantai pasukan baterai untuk kendaran listrik, mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, manufaktur EV, hingga daur ulang EV.

Salah satu pemain besar di industri EV Indonesia adalah Tsingshan yang berada di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Dilansir Bloomberg, Tsingshan diketahui bekerja sama dengan perusahaan baja dan nikel asal Tiongkok Shenzhen Chengxin Lithium Group Co Ltd. pada September  2021 lalu.

Kedua perusahaan ini berkongsi untuk membangun pabrik lithium di Sulawesi Tengah, Indonesia. Pabrik senilai US$350 juta atau hampir Rp5 triliun ini berfokus pada pasar kendaraan listrik (EV). Chengxin menyampaikan bahwa para mitra akan membangun pabrik untuk memproduksi bahan kimia lithium.

Selain itu, di Morowali ada beberapa proyek investasi Tiongkok termasuk pabrik nikel dan kobalt yang juga merupakan bahan baku baterai EV. Pabrik tersebut diproyeksikan dapat menghasilkan 50.000 ton per tahun lithium hidroksida dan 10.000 ton per tahun lithium karbonat.

Akan tetapi, bagaimana jadinya jika pabrik sebesar Tsingshan 'cabut' dari Indonesia dan tak lagi beroperasi? Dipastikan, akan memengaruhi berbagai sektor di Indonesia, seperti ekonomi dan mimpi Indonesia untuk menjadi supply chain ekosistem EV. Secara tidak langsung, Tsingshan bagaikan 'perpanjangan tangan' dari mimpi-mimpi Indonesia!

Dilansir Bloomberg, Tsingshan Holding Group Co. dikabarkan sedang melego beberapa asetnya di bisnis stainless steel di Indonesia dan disebut-sebut akan menjual asetnya kepada sesama perusahaan Tiongkok yakni Baowu Steel Group Corp, perusahaan baja nirkarat terbesar milik pemerintah Tiongkok.

Petinggi Tsingshan, Xiang Guangda, memaparkan alasannya melakukan penjualan aset karena telah memikirkan kembali masa depan perusahaannya dalam waktu singkat ketika dirinya menghadapi kerugian miliar dolar. Selain itu, kondisi keuangan Tsingshan diketahui sempat goyah karena kasus margin call di London Metal Exchange (LME).

Permasalahan LME bukan yang utama, carut-marut regulasi, tak adanya jaminan investasi jangka panjang, dan ketidakkonsistenan dari kebijakan di industri pertambangan Indonesia dinilai membuat investor tidak nyaman dan gusar. Kegusaran itu bisa saja menimbulkan kepergian dari pabrik besar tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun