Mohon tunggu...
hasna azhari
hasna azhari Mohon Tunggu... Animator - Mahasiswa

seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negri Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi Pentingnya Peran Bystander (Saksi) dalam Upaya Menghapus Perilaku Bullying di Sekolah

10 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   07:29 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekolah menjadi sarana terjadinya proses pembelajaran atau dapat dikatakan sebagai agen perubahan bagi masyarakat. Sekolah juga merupakan tempat kedua bagi siswa setelah rumah sehingga siswa akan lebih banyak menghabiskan waktu efektifnya. Maka dari itu sudah seharusnya sekolah memberikan ruang yang aman dan nyaman secara fisik dan psikis sebagai tempat perkembangan karakter siswa. Namun faktanya masih banyaknya kasus bullying yang mengakibatkan sekolah menjadi tempat yang tidak aman bahkan dihindari, juga minimnya pemahaman mengenai konsep dari masalah bullying dan keterampilan dalam menghadapinya.

Perilaku bullying menggambarkan suatu bentuk tindakan agresif yang terjadi karena ketimpangan kekuatan antara pelaku dan korbannya. Bullying tidaklah sama dengan konflik, konflik merupakan hal yang normal dan dapat menjadikan anak belajar bernegosiasi dan belajar bersosialisasi sedangkan bullying merujuk pada tindakan menyakiti dan terjadi secara berulang. Dalam fenomena bullying, keberpihakan bystander atau saksi terhadap korban menjadi penting dalam menekan terjadinya perundungan, hal ini disebabkan ketika bystander mau peduli pada korban, maka akan memberikan kekuatan terhadap korban dan melemahkan pelaku untuk kembali berulah. Namun apabila sebaliknya, ketika bystander mendukung pelaku bullying, hal tersebut dapat menambah tekanan pada korban dan semakin membuatnya tidak berdaya.

Pada sabtu (23/07/2022), rumah belajar gartala di sarijadi bandung kedatangan seorang mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswa tersebut kebetulan mendapat tema KKN yaitu pendidikan sepanjang hayat. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut yaitu edukasi, pematerian disampaikan oleh Hasna Azhari mengenai fenomena bullying dan bagaimana menyikapinya. Namun sebelum dan sesudah pematerian tersebut mahasiswa membagikan angket untuk mengukur pemahaman para siswa sebelum dan sesudah diberikannya edukasi. Pematerian dilakukan menggunakan media PPT.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengobservasi dan mengedukasi secara lebih luas mengenai pemahaman konsep masalah bullying dan peran penting bystander dalam upaya menghapus normalisasi adanya perilaku bullying. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan terdapat peningkatan pemahaman mengenai konsep permasalahan bullying, namun peneliti menemukan bahwa konsep bullying masih belum dapat di terima dengan baik oleh siswa sekolah dasar, diperlukannya penyampaian konsep secara lebih kreatif, atau tidak hanya melalui metode ceramah saja, karena tidak semua tingkatan kelas dapat dengan mudah memahami konsep masalah perundungan. media pembelajaran yang konkrit juga dibutuhkan pada tingkat siswa sekolah dasar untuk dapat memaksimalkan pemahaman siswa, seperti melalui games, role play, story telling dengan boneka karakter, dan lain-lain.

 Peneliti juga menyimpulkan bahwa konsep bullying sangatlah luas, dan memerlukan komitmen antar semua personil sekolah untuk membentuk lingkungan anti  bullying. maka tidak hanya memerlukan sosialisasi saja, tetapi juga harus terdapat minimal lima aspek diantaranya : promosi, prevensi, deteksi, intervensi, evaluasi terhadap keseluruhan.

Dosen Pembimbing Lapangan : Rina Maryanti M.pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun