Mohon tunggu...
Hasifah
Hasifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Surakarta

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peran Remaja Muslim pada Masa Pandemi

26 Februari 2021   15:18 Diperbarui: 26 Februari 2021   16:28 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash


WHO (world health organization) telah menetapkan wabah Virus Corona sebagai pandemik global, termasuk di Indonesia sebagai salah satu negara paling terpapar, dimana angka korban terus bertambah dengan penyebaran dan penularan yang makin cepat dan meluas. Kasus pertama Virus Corona pertama kali di umumkan langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Presiden pada tanggal 2 Maret 2020 dengan adanya kasus dua orang yang terinfeksi. Perkembangan virus ini cukup pesat sehingga kasus orang yang positif terinfeksi setiap hari semakin bertambah, baik jumlahnya maupun daerah yang terdampak virus. Bermula dari Jakarta sebagai episentrum atau pusat penyebaran hingga menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia atau sebanyak 34 provinsi. 

Indonesia sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di beberapa daerah yang padat penduduk. Namun, angka yang terinfeksi masih meningkat. Masih banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi peraturan PSBB dinilai sebagai salah satu penyebab. Dalam menangani kasus Covid-19 ini yang menjadi garda terdepan adalah para Dokter dan tenaga medis, namun untuk mengatasi permasalahan yang terjadi saat ini harus dari semua elemen di masyarakat termasuk para generasi muda. Semua warga negara Indonesia punya peran dan punya tugas dalam membantu menghadapi Covid-19, begitu pula untuk generasi muda. Peran generasi muda ini sangat besar, diharapkan para generasi muda bisa berperan sebagai agent of change. Maka disinilah peran generasi muda, sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang optimis, diharapkan untuk dapat menjadi agen perubahan yang bergerak dan berusaha untuk bisa ikut membantu pemerintah dalam memutus rantai penyebaran covid-19.

Salah satunya dengan tetap dirumah (stay at home), menjaga jarak dan fisik serta menggunakan masker dan sering cuci tangan dengan sabun atau bergabung sebagai relawan Covid-19 baik secara swadaya maupun bergabung dengan BNPB. Menjadi penggerak Social Distancing, Lakukan social distancing sebaik-baiknya. Jaga jarak minimal 1 (satu) meter. Serangkaian tindakan social distancing diprediksi dapat mencegah orang sakit untuk melakukan kontak dengan orang lain, dan yang terpenting adalah mengurangi atau menekan penyebaran COVID-19. Bahkan, Presiden RI pun sudah menghimbau masyarakat untuk belajar, bekerja dan beribadah di rumah. Kenyataannya, masih saja ada pihak-pihak yang ‘ngeyel’ dengan himbauan social distancing. Sebagian pihak menganggap bahwa kebijakan pemerintah untuk meliburkan sekolah di beberapa wilayah menjadi kesempatan emas untuk berlibur bersama keluarga. Di sinilah peran pemuda untuk membantu orang-orang di sekitar kita meninggalkan ‘kekolotan’ mereka. Revolusi mental itu penting. Hal itu harus dimulai dari diri kita sendiri dan sebarkan kepada orang-orang terdekat kita. beri edukasi kepada keluarga, teman-teman terdekat kamu sampaikan kepada mereka secara baik-baik bahwa Covid-19 ini bukan hal yang patut diremehkan. Ingatlah bahwa dengan menerapkan dan selalu mengingatkan orang-orang terdekat akan pentingnya social distancing, kamu sedang melindungi mereka dan ikut andil dalam mencegah penyebaran virus ini.

Pemuda diharapkan untuk menjadi agent of change, yaitu pihak yang mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas, perbaikan dan pengembangan. Melalui teknologi, gencarkan, ajak dan galakan edukasi semasif mungkin. Himbau sesering mungkin tindakan-tindakan pencegahannya. Jelaskan dan ingatkan selalu pentingnya stay at home. Jadilah relawan bagi sekitar yang membutuhkan dukungan makanan dan obat dengan tetap menjaga prinsip pembatasan sosial. Minta bantuan keluarga, teman, dan tetangga untuk membantu atau gunakan layanan online, Hubungi RT/RW setempat. Penting untuk dapat menghubungi dan minta tolong orang lain untuk mengatur pengiriman makanan, obat dan kebutuhan lainnya, serta ikut memperhatikan kondisi fisik dan mental anda. Cari dukungan dari teman, keluarga, dan jaringan sosial lainnya. Usahakan untuk tetap kontak dengan orang di sekitar anda melalui telepon dan platform media sosial. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pemuda Indonesia mencapai 64,19 juta jiwa. Dengan jumlah pemuda yang sangat banyak, seharusnya kita memberikan kontribusi yang lebih dalam memerangi COVID-19. 

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak hanya menyerang sistem kesehatan, tapi juga sistem ekonomi berbagai negara di dunia. Karena itu, organisasi pemuda Islam menjadikan pandemi ini sebagai momentum untuk membangkitkan ekonomi Islam.

Sudah hampir setahun kita berada di masa Sosial Distancing dan Fisikal Distancing, di mana segala aktivitas kita beralih serba digital. Awalnya kita semua menikmati bahkan mungkin sedikit merasa nyaman karena bisa lebih banyak meluangkan waktu berkumpul bersama keluarga di rumah. Tapi, dengan waktu yang cukup lama, semua orang mulai merasa bosan dan sampai pada akhirnya banyak yang berusaha keluar dari zona nyaman mereka selama ini.

Dalam Kitab Bhagavad Gita III:5 disebutkan, “Tidak ada seorang pun yang dapat hidup bahkan dalam sekejap tanpa melakukan tindakan, setiap orang tidak dapat menahan dorongan alam untuk bertindak.”
Artinya apa? Dengan adanya imbauan dari pemerintah bukan berarti kita harus berdiam diri tanpa melakukan apapun. Toh imbauannya pun kerja di rumah, belajar serta ibadah di rumah. Dari situ juga kita bisa melihat bahwa tidak ada seorang yang hidup hanya dengan berdiam diri. Apalagi untuk kita para pemuda, tidak pergi ke kampus atau ke kantor, bukan berarti kita hanya duduk santai utuk sekedar menonton drama. Kita harus berfikir apa yang bisa dilakukan, kontribusi apa yang bisa diberikan selama masa pandemi ini.

Untuk membangkitkan pandemi di tengah pandemi Covid-19, sebanyak 21 organisasi pemuda Islam menyampaikan empat pernyataan sikap di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jum'at (21/8).
"Pertama, kami segenap organisasi pemuda Islam mendorong peran aktif pemuda dalam agenda pemulihan ekonomi," ujar Ketua umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), Husin Tasrik Makrup Nasution, Jumat (21/8).

Kedua, menurut dia, segenap organisasi pemuda Islam juga berkomitmen untuk berpartisipasi dalam sektor ekonomi guna membangkitkan ekonomi kemandirian umat.

Ketiga, segenap organisasi pemuda Islam kedepannya juga menegaskan akan terlibat aktif dalam semua sektor untuk membawa Indonesia keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.

"Keempat, kami segenap organisasi pemuda Islam akan membangun Koperasi Pemuda Islam (KOPI) untuk menyatukan kekuatan dalam rangka membangkitkan ekonomi," ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun