Mohon tunggu...
Hasbullah Amir
Hasbullah Amir Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya orang pinggiran yang ingin menyampaikan suara bathin...\r\nemail: hasboellahamir@yahoo.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arisan "Brondong" Kaum Sosialita

21 Februari 2013   19:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:55 4224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang tiba-tiba muncul dibenak Anda membaca judul tulisan saya di atas?    Tersentak kaget?  Lalu apa pula yang tergambar dalam pikiran? Mungkin secepat kilat alam pikiran akan 'menampakkan' pemandangan sekumpulan wanita paruh baya dari kalangan jetset yang tentunya cantik dan mulus, entah isteri pejabat, pengusaha sukses, profesional kaya, yang berkumpul disuatu ruangan eksklusif  yang megah dan mewah untuk memperebutkan seorang lelaki muda yang populer disebut 'brondong'. Para sosialita melakukan undian untuk menentukan siapa yang mendapat giliran berkencan (atau mengencani) si brondong.

Gila bener! Itulah kesan ketika membaca berita di kompas.com dengan judul 'Kisah Arisan "Syur" Kaum Sosialita'. Diberitakan bahwa telah terbit sebuah buku bertajuk "Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites", yang ditulis oleh Joy Roesma dan Nadia Mulya berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

Dalam buku itu Nadia dan Joy menuliskan bagaimana para sosialita peserta arisan berdandan dengan dresscode tertentu dan apa saja yang menjadi materi arisan. Menurut mereka banyak kasak-kusuk yang beredar bahwa para sosialita juga mengadakan arisan 'brondong' dimana pemenang akan mendapatkan pria muda untuk diajak berkencan.

Membaca berita ini rasanya amat sangat memilukan hati. Apalagi melihat kenyataan bahwa banyak peristiwa amoral utamanya yang berbau porno dan seksual yang disebarkan secara luas oleh media, pada akhirnya peristiwa itu begitu cepat dilupakan oleh masyarakat dan pelakunya kembali diterima bahkan dielu-elukan.

Tentu kita masih ingat dengan peristiwa video porno yang melibatkan Ariel Peterpan dengan dua wanita cantik dari kalangan artis yang akhirnya membuat Ariel harus mendekam di penjara. Namun anehnya, meskipun Ariel terbukti telah melakukan perbuatan amoral seksual yang begitu jorok, yang nyata-nyata amat sangat bertentangan dengan nilai moral dan agama, tetap saja para wanita di negeri ini mengidolakan dia bak seorang pangeran tanpa dosa.

Peristiwa terkini yang masih hangat adalah tertangkapnya seorang wanita anggota dewan yang terhormat dari ibukota pada subuh dinihari di rumah seorang lelaki 'brondong'... ya, Wanda Hamidah di rumah Raffli. Tentu saja sangat tidak pantas seorang Wanda berada di rumah Raffli pada jam seperti itu meskipun pada saat tertangkap BNN mereka sedang duduk-duduk. Tetapi tidak pernah terlihat wanita ini merasa 'malu' akan peristiwa itu.

Kita memang tidak harus menghukum dan mencaci maki seorang pelaku amoral selamanya. Apalagi jika dia bertobat dan menyesali perbuatannya, kita harus pula dapat memaafkan. Namun jika perbuatan amoral dan seksual yang tak pantas hanya menjadi tontonan biasa-biasa saja, tidak lagi mengusik hati nurani, maka sudah sepatutnya kita mempertanyakan jati diri kita yang mengaku sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan agama. Disadari atau tidak ternyata pemerosotan moral telah begitu parah melanda bangsa ini.

Dipenghujung tulisan ini saya ingin menyampaikan pesan kepada kaum pria kaya dan terpandang. Jika Anda punya isteri cantik yang selalu berdandan molek untuk beraktifitas, apalagi katanya mau arisan, maka waspadalah Anda. Jangan-jangan dia mau menemui 'brondong'nya untuk mereguk sebuah kenikmatan yang 'menyegarkan'...

Salam hangat selalu.**

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun