Mohon tunggu...
Hasbi Ardhani
Hasbi Ardhani Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Seorang pembelajar.

Volunteer Sosial Kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Silaturahmi sebagai Modal Sosial

3 Juni 2021   07:30 Diperbarui: 3 Juni 2021   08:31 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Silaturrahmi adalah salah satu upaya untuk membangun pergaulan sosial, itu memiliki pengaruh dalam menentukan pencapaian kesuskesan atau kegagalan seseorang. Bersilaturrahmi secara tidak langsung telah membuka peluang dan mengikat simpul-simpul kehidupan yang menggerakkan kehidupan. 

Seseorang yang enggan untuk silaturrahmi atau asik dengan dirinya, pada dasarnya sedang mengubur masa depannya. Dia mati sebelum mati. Dalam konteks Islam, Panjang umur bukanlah tentang seberapa lama kita hidup, tapi seberapa bermanfaat kita dalam menjalankan kehdiupan.

Seseorang akan menjadikan silaturrahmi sebagai modal untuk mengembangkan dirinya. Karena itu tidak hanya bermanfaat secara ukhrawi, tetapi secara duniawi juga sangat bermanfaat. Dari orang lain, kita mampu mempelajari banyak hal tentang segala sesuatu. 

Sebuah pribahasa mengatakan "banyak teman banyak rezeki" itu artinya potensi dan peluang untuk sukses semakin besar bila kita memiliki banyak teman. Hal yang perlu kita perhatikan adalah dengan siapa kita bergaul. Charlie Jhones mengatakan "Lima tahun lagi anda akan sama seperti sekarang, kecuali dua hal, orang-orang dengan siapa anda bergaul dan buku yang and baca".

Network

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kejayaan seseorang sangat dipengaruhi oleh orang-orang disekelilingnya. Silaturrahmi sebagai modal sosial awal sangat penting untuk menjaring keberuntungan. Keberuntungan tidak bisa datang dengan sendirinya, diperlukan ikhtiar untuk mendapatkan keberuntungan tersebut.

Jika kita mengharapkan kesuskesan, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan silaturrahmi. Hasil dari itu kemudian dikatakan sebagai networking untuk kita bertukar informasi. Untuk membangun sebuah jaringan, kuncinya adalah perbanyak silaturrahmi.

John C. Maxwell pernah mengatakan bahwa ada dua macam orang. Pertama, mereka yang menjadi angina di bawah sayap anda sehingga mampu membuat anda terbang lebih tinnggi. Kedua, mereka yang menjadi jangkar bagi kapal anda. Orang pertama akan membuat kita melangkah lebih jauh, sedangkan yang kedua membuat kita gampang menyerah dengan keadaan.

Hal yang dikatakan oleh Maxwell menuntut kita pandai memposisikan diri dalam berkomunikasi. Dalam kehidupan ini, menentukan dengan siapa kita harus bergaul sangatlah penting. Relasi yang kuat, tepat dan mantap sangat menentukan potensi keberhasilan dalam segala hal.

Kesuskesan akan menjadi sesuatu yang mustahil tanpa semangat optimisme. Semangat hidup dapat ditingkatkan dengan cara membaca, mendengar dan bersilaturrahmi dengan orang-orang yang positif dengan semangat juang tinggi. Naik turunnya semangat menjalani hidup sangatlah fluktuatif, bergantung dengan siapa dan bagaimana kita menjalaninya.

Dalam hal-hal tertenu, kita perlu mengasingkan diri dari orang-orang yang pesimis. Paling tidak kita mampu menggunakan lebih banyak waktu bersama dengan orang-orang yang bisa menginspirasi, memberikan semangat dan membuat kita berfikir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun