Mohon tunggu...
Hasbi Ardhani
Hasbi Ardhani Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Seorang pembelajar.

Volunteer Sosial Kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa: Bersatu dan Bergeraklah untuk Kemanusiaan dan Lingkungan

27 Mei 2021   17:00 Diperbarui: 27 Mei 2021   17:18 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini Palestina menjadi pusat perhatian seluruh negara di dunia ini. Hal itu disebabkan oleh serangan Israel. Keganasan itu mengakibatkan jeritan tangis seorang anak yang kehilangan orangtuanya, jeritan hati seorang perempuan yang ditinggalkan suaminya. Konflik dua negara itu hampir satu abad tidak selesai. Beberapa alasan banyak negara menunjukkan solidaritasnya terhadap Palestina adalah kemanusiaan dan kemerdekaan. Konflik itu semakin memuncak ketika diasosiasikan oleh kepentingan keagamaan.

Situasi mencekam seperti itu membangunkan naluri kemanusiaan bangsa Indonesia. Mulai dari Jawa, Suamtera hingga Papua menunjukkan solidaritas untuk membela Palestina. Agama bukan alasan untuk kita tidak mengecam tindakan-tindakan yang tanpa nilai kemanusiaan tersebut di atas.

Semangat perjuangan atas dasar prinsip-prinsip kemanusiaan dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, terlebih mahasiswa dengan spirit idealisme dan perjuangannya. Harapan sepenuhnya ada pada kalian yang statusnya sebagai elite masyarakat, pemikir, penggerak dan pembaharu di dunia ini. Kami merindukan sosok Wiji Thukul, Munir, WS Rendra dan aktivis perempuan seperti Marsinah yang namanya selalu dikenang karena semangat perjuangannya.

Kalian para mahasiswa!! Penulis dengan bangga mengatakan bahwa kalian adalah para pejuang ummat (kemanusiaan) dan bangsa. Kembalilah berjuang seperti senior-senior terdahulu, mereka yang rela mati hanya untuk membela kaum tertindas dan memperjuangkan hak-hak rakyat serta mengutamakan kepentingan ummat.

Tidak semua pemuda bisa menjadi mahasiswa, namun hal itu jangan dijadikan alasan untuk kalian merasa lebih tinggi dari yang lain. Kalian diberikan kesempatan untuk menggunakan suara dengan untuk dan atas nama mereka yang tidak mampu bersuara. Sudah waktunya mahasiswa kembali memikirkan hal-hal menyedihkan di dunia ini, seperti tentang kemanusiaan yang tidak ada nilainya dihadapan Israel.

Kita suarakan tentang kesamaan hak untuk hidup, tersenyum, tertawa dan berkumpul dengan keluarga. Berjuang tentang kesetaraan gender, menumpas rasisme, kemanusiaan, kemiskinan dan perjuangan menegakkan keadilan. Perjuangkan hak-hak lingkungan, tumpaskan pandangan egosentris yang menganggap manusia di atas segalanya, apalagi tentang otoritas kebenaran suatu agama. 

Oleh karena pandangan itu kemudian kita membenarkan diri mengeksploitasi alam dengan sumber dayanya. Laut dan sungai sudah tidak memiliki ikan, hutan tanpa pohon, gunung diratakan, sawah ditanami beton, masihkah Mahasiswa diam? Kembalilah ke jalur perjuangan kemanusiaan dan lingkungan.

Pembelajar dan pejuang terbaik adalah mereka yang menggunakan cinta dan kasih sayang sebagai prinsip hidup. Kita bisa membuat, mengembangkan dan mengimplementasikan sistem perubahan yang bermanfaat bagi semua makhluk dan lingkungan sekitar. Manusia atau kelompok akan menjadi benalu ketika egois, terkadang kejam, tidak mau kerja sama. 

Sudah saatnya kita kembali untuk saling dukung, bukan kita saling hakimi karena cerita atau kesalahan masa lalu. Saling bantu untuk tumbuh, saling didik dan saling bimbing menuju keselamatan bersama. Itulah yang terbaik dari seorang pembelajar dan pejuang dengan nilai kemanusiaan yang tinggi.

Israel membuat Palestina merasakan kekejaman, keganasan, kesedihan dan penderitaan. Maka, hal itu menjadi sebab kenapa kita harus mengutamakan solidaritas dan naluri kemanusiaan kita harus dikembalikan. Kita patut bertanya, sampai sejauh mana kita atau kalian mahasiswa memberikan manfaat kepada masyarakat ketika situasi seperti ini? Mahasiswa adalah manusia biasa yang menjadi bagian dari manusia lainnya, yang saling membantu satu sama lain dan menjunjung tinggi solidaritas. Sebagai elite dari masyarakat seharusnya mahasiswa menjadi para inisiator, konseptor dan atau bahkan sekaligus sebagai aktor.

Melihat keadaan Palestina sekarang ini, seharusnya kasih sayang dan kepedulian antar sesama haruslah menjadi dasar atas setiap tindakan sosial. Ibn Khaldun yang merupakan filsuf Islam dalam karya fenomenalnya Muqaddimah, menjelaskan tentang konsep Ashabiyyah (saling menjaga dan melindungi). Ketika diperlakukan tidak adil, disakiti, atau mengalami musibah, masyarakat harus menunjukkan empati dan solidaritas yang kuat terhadap sesama. Jika satu kelompok merasakan sakit, maka kelompok lain juga merasakan hal sama. Kelompok-kelompok dalam masyarakat diibaratkan organ dalam satu tubuh. Kepentingan dan untuk atas nama kemanusiaan harus berada di atas kepentingan sosial kelompok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun