Mohon tunggu...
hasan daulah
hasan daulah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Lebih akrab di panggil Jon kelahiran dari Kudus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hari Raya sebagai Unjuk Toleransi

31 Mei 2022   23:06 Diperbarui: 31 Mei 2022   23:12 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Indonesia memiliki agama yang sudah di tetapkan pemerintah dan setiap warga Indonesia berhak untuk memilih salah satu dari enam kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa, kebebasan beragama sudah di jelaskan dalam Pasal 28E ayat (1) UUD 1945, setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya. Agama sangatlah erat dalam kehidupan manusia, setiap agama memiliki fungsi tiada lain adalah untuk menjunjung tinggi berbuat kepada kebaikan namun dalam kepercayaan kepada agama tidaklah bisa di sama ratakan kepada seluruh warga Indonesia. Negara yang terkenal akan pluralismenya ini membuat Indonesia memiliki kebudayaannya yang beragam bentuknya.

Sebelum membahas akan pluralisme, apa sih itu pluralisme? Tentunya masyarakat Indonesia sudah mengenal jauh apa arti dari pluralisme, pluralisme adalah sebuah sikap dimana bisa menerima keberagaman, namun hal yang paling penting dari pluralisme adalah sikap kita terhadap kebudayaan yang berbeda dari keyakinan masing-masing agama. Sikap toleransi sangat lah harus di tanamkan kita warga Indonesia supaya keharmonisan beragama ini akan terus berlanjut bahkan bisa berkembang baik dan menciptakan rasa kesejahteraan bagi warga Indonesia.

Agama memiliki hari-hari besarnya masing-masing, masyarakat Indonesia mayoritas memeluk agama Islam akan tetapi kebudayaan Islam tidaklah satu yang di utamakan dalam negara, semua hari-hari besar agama selain Islam juga memiliki hak yang sama untuk melakukannya hari raya tersebut, dari hari raya lah kita bisa menunjukkan rasa toleransi, sebesar apa kita menghormati keagamaan yang berbeda keyakinan,. Seperti halnya yang di lakukan oleh masyarakat di wilayah kudus bagian selatan tepatnya di desa kutuk kecamatan undaan, dimana di desa tersebut masyarakat tidak hanya beragama Islam saja agama Buddha juga masih bisa hidup dan melakukan kegiatan beribadah di wiharanya walaupun berdiri kokoh di mayoritas agama Islam, minoritas bukankah kelompok yang harus di singkirkan, bisa jadi perbaduan antara dua kelompok dengan saling menjaga rasa hormat saling mengasihi akan menjadi keharmonisan.

Toleransi sangat lah harus di lakukan oleh semua manusia, apabila tidak ada toleransi sedikit pun maka akan terjadi konflik bahkan bisa menjadi sebuah peperangan besar. Desa yang terletak di ujung kabupaten Kudus masih menjunjung tinggi akan toleransinya, hal ini terjadi dengan sangat baik ketika Umat muslim setelah menjalani puasa Romadon akan merayakan hari raya Idul Fitri dan meneruskan dengan kegiatan halal bihalal, tak menjadi halangan untuk umat Budha untuk diam saja di rumah, bahkan mereka juga ikut menyajikan makanan di rumah dan menerima mereka dengan senang hati tidak memandang agama apa yang di yakininya, justru dengan cara mereka ikut melakukan kegiatan tersebut dan berkunjung ke sanak saudara Islam maka akan membuat keharmonisan itu bisa terwujud, tidak hanya berkunjung dan membuka pintu rumah untuk saling berkunjung kaum Budha juga meminta maaf atas kesalahan yang telah di lakukan selama ini kepada kaum muslim pada waktu lebaran, dan mereka juga di terima dengan baik oleh umat Islam. Dari toleransi yang di lakukan umat Budha kepada umat muslim juga menjadikan rasa timbul balik ketika kaum Buddhis melakukan kegiatan hari besar mereka yaitu perayaan Waisak, mereka dapat melakukan dengan khidmat dan aman sejahtera, karena apa toleransi yang mereka lakukan mendapat balasan yang baik juga dari kaum Islam, perayaan hari Waisak tahun demi tahun bisa menambah leluasa untuk melakukan acara kegiatan keagamaan, perayaan mereka juga di sambut baik tidak hanya umat Muslim, umat Tionghoa juga menyumbang lilin kebajikan di altar mereka.

Hari-hari besar agama bukan hanya untuk menikmati hari liburnya saja namun dari situlah kita bisa bersimpati dan ikut juga dalam menjaga keamanan, kesejahteraan dan keharmonisan kehidupan dalam perayaan keagamaan yang berbeda. Upacara keagamaan bukan sekedar hanya kita diam saja akan tetapi dalam hari besar agama bisa di jadikan untuk saling mempererat tali persaudaraan sehingga tidak akan terjadi konflik sedikit pun, dari keharmonisan antar agama sikap toleransilah yang harus kita terus lakukan agar supaya kita dari kalangan agama apapun bisa hidup dengan sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun