Suati hari KHÂ Wahid Hasyim (tokoh NU yang pernah menjadi Menteri Agama) kedatangan tamu seorang sahabatnya yang bernama Abdullah Ubaid bersama sang anak. setelah mereka berdua duduk di dalam rumah Kyai Wahid Hasyim maka dihidangkanlah tiga cangkir teh yang masih panas masing-masing untuk Kyai Wahid, Abdullah Ubaid, dan anaknya yang berusia 3-4 tahunan.
Begitu melihat secangkir teh yang ada dihadapannya, putra Kyai Ubaid ini merengek kepada sang ayah agar diambilkan teh tersebut. Namun Kyai Ubaid tidak melakukannya akan tetapi membesarkan hati anaknya agar mengambil sendiri. si anak tetap merengek agar diambilkan dengan alasan tehnya masih panas. Kyai Ubaid tetap membesarkan hati sang anak dan menjelaskan bahwa nanti teh akan dingin dengan sendirinya. Kyai Wahid Hasyim tidak ikut berkomentar dalam masalah ini ketika sahabatnya sedang berdialog dengan anaknya. akhirnya sang anak pun mematuhi nasehat ayahnya dan mau untuk menyeruput teh tersebut dengan keberaniannya sendiri untuk mengambilnya.
Dari dialog sederhana ini Kyai Wahid Hasyim menjuluki Kyai Ubaid sebagai pendidik yang berhasil. Kyai Ubaid berhasil menanamkan sikap: pemberani, sabar, tanggung jawab, sopan santun. sikap pemberani ditanamkan dengan cara memberikan kekuatan kepada anaknya agar mau mengambil sendiri teh tersebut. kesabaran ditanamkan dengan mengatakan bahwa teh itu akan dingin dengan sendirinya kalau ditunggu . tanggung jawab diajarkan dengan cara mengambil sendiri cangkir itu kalau mau menghilangkan rasa haus yang mendera. sopan santun diajarkan dengan cara membiarkan teh dingin dengan sendirinya tanpa menuangkannya ke dalam cawen agar segera dingin yang bisa saja langsung dilakukan walaupun kurang sopan.
selamat bermuktamar untuk NU dan juga Muhammadiyah.
Kyai Abdullah Ubaid dan KH Wahid Hasyim lahumal fatihah
Â