Mohon tunggu...
Hasan Buche
Hasan Buche Mohon Tunggu... Guru - Diam Bukan Pilihan

Selama takdiam jalan akan ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pahlawan Tak Dikenang

10 November 2020   00:25 Diperbarui: 10 November 2020   00:56 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: goodnewsfromindonesia.id

puisi Hasan Buche

Hari ini aku ingin mengenangmu
Membayangkan gelegar pekik membakar
Nyala api semangat berkobar
Darah tumpah menggenang
Jiwa raga meregang
melayang

Aku ingin menyedot didih merah darahmu
menghisap putih tulang derap langkahmu
Agar mengalir dan menyatu dalam diri
Mengisi merdeka yang kau beri

Tapi seperti kesaksian Toto
:
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Aku benar-benar takmampu
benar-benar mengenangmu
dengan benar
Yang melintas-lintas dalam kenang dan bayang
hanyalah kilatan-kilatan sosok-sosok
berkepala besar berbentuk takkaruan
dengan dada terbelah
memburai hati dan jantung
tergantung hitam membatu

Dengan liar dan bar-bar mereka menari-nari
dan bernyanyi-nyanyi sumbang tentang
Sorak-sorak bergembira
Sambil mereguk racik minuman
dari keringat, darah, dan air mata bangsa

Matanya tajam memancar tikam
Mulutnya menyeringai
berliur lendir
yang terus mengalir
Perutnya seperti melar
tak kelar lapar
menampung semua
yang mulutnya kunyah
sepenuh syahwat duniawi

Aku benar-benar takmampu
benar-benar mengenangmu
dengan benar
apalagi melanjutkan luhur
cita-cita juanganmu 

Aku menghormat kepada merah putih
yang gagah di angkasa Nusantara
Tapi sekali lagi,  aku dengar deru gemuruh aduh dan keluh dari kebyar-kebyarnya

Malu, sangat malu
Sekadar mengenang saja
aku takmampu

Dan anugrah kemerdekaan
yang kau persembahkan sepenuh tulus
terkulai seperti tanpa nilai
dan pinta sederhanamu lewat Chairil
:
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun