Mohon tunggu...
Hasan Buche
Hasan Buche Mohon Tunggu... Guru - Diam Bukan Pilihan

Selama takdiam jalan akan ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesta Demokrasi

5 November 2020   11:05 Diperbarui: 5 November 2020   11:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: geotimes.co.id

puisi Hasan Buche

di lapangan luas dan panas
pesta akbar tengah dihelat
menampilkan kandidat paslon bertopeng
berjubah syahwat  berlumur madu palsu
dimeriahkan atraksi akrobat hebat
sulap memikat dan deretan penyanyi
papan atas bersuara merdu seksi menggoda
bercucur lendir dosa
diiringi orkes kondang nan rancak
dengan pemain hebat memadu nada surga bertuba
melagu komposisi ilusi
menyirap pikiran dan hati
hingga semua mabuk histeri sampai lupa diri
menyanyi dan menari
ikut irama tralala tralili
serah diri
korban diri
dan mati

hingga semua usai
padang sepi
sohibul hajat bejat
dan pengisi acara khianat
pergi lari
sembunyi

orang-orang terjaga
saat semua tiada
meratap diri
sadar diri
sia-sia

2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun