Mohon tunggu...
hasanatul lailiyah
hasanatul lailiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang S1 Perbankan Syariah

Do good and feel good

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Madani dan Radikalisme

1 Desember 2021   21:40 Diperbarui: 1 Desember 2021   22:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masyarakat madani (civil society) merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan memiliki adab dalam menjalani kehidupannya. Masyarakat madani telah lama ada, bahkan jauh sebelum jaman Nabi Muhammad SAW. Terbentuknya masyarakat madani didasari atas kesadaran, kesediaan, dan kebersamaan yang tercipta dalam masyarakat. Mereka hidup aman, damai, rukun, dan saling menghormati antarsesama. Toleransi melekat dalam kehidupan mereka, masyarakat yang berbeda agama pun dapat hidup saling berdampingan dan saling menghormati.

Karakteristik masyarakat madani yaitu memiliki kemandirian yang tinggi terhadap negara dan memiliki keterikatan dengan nilai-nilai hukum yang disepakati. Masyarakat madani juga memiliki karakteristik yaitu memprioritaskan kesederajatan serta transparansi. Masyarakat madani merupakan contoh langsung bentuk masyarakat yang ideal dalam bertingkah laku dan menerapkan nilai-nilai dasar dalam sebuah kehidupan bermasyarakat.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh masyarakat madani yaitu radikalisme. Para generasi muda saat ini, sangat rentan untuk mengikuti hal-hal yang berpotensi radikalisme, sehingga dengan kondisi yang seperti ini banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya. Mereka mempengaruhi para remaja yang masih labil untuk melakukan hal yang berbahaya dan tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh Islam. Biasanya mereka akan berlindung dibalik kata "jihad" untuk melancarkan aksinya. Mereka rela melakukan kekerasan untuk membuat Indonesia menjadi negara Islam.

Radikalisme Islam adalah suatu gerakan pemurnian ajaran agama Islam. Kelompok radikal tidak hanya memandang Islam sebagai sebuah agama yang menjadi pedoman hidup bagi umatnya, namun kelompok ini juga ingin menjadikan syariat Islam sebagai landasan negara. Salah satu kelompok radikal yang ada di Indonesia yaitu HTI yang berkeinginan menjadikan negara Indonesia sebagai negara Islam. Radikalisme tidak hanya terjadi pada penganut agama Islam saja, tetapi tindakan radikalisme ini dapat terjadi di agama-agama lainnya. Di Indonesia sendiri tindakan radikal ini memiliki banyak pendukung.

Paham radikalisme ini terjadi karena kelompok-kelompok tersebut tidak membuka diri terhadap pandangan Islam lainnya, bahkan mereka menganggap ideologi Pancasila tidak sesuai dengan ajaran Islam. Pancasila dibutuhkan untuk mengikat keberagaman yang ada di negara Indonesia. Penyebaran paham radikalisme sendiri banyak dilakukan di daerah-daerah masyarakat yang terpinggirkan. Namun, dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, kelompok radikalisme dapat melancarkan aksinya melalui media sosial. Tentunya dengan menggunakan media ini, informasi dapat dengan mudah tersebar dan siapa pun dapat mengaksesnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk bijak dalam menggunakan sosial media, jika tidak kita akan terjerumus ke hal-hal yang tidak baik.

Tak hanya para generasi muda atau para pelajar saja yang menjadi sasaran mereka, para tenaga pengajar pun juga banyak yang terpengaruh dengan hal ini. Banyak para guru yang pada akhirnya mengajarkan aliran radikalisme kepada murid-muridnya. Tentu saja, dengan hal ini akan mempermudah dalam menyebarkan ajaran Islam beraliran radikalisme.  Hal ini juga berdampak negatif, kepada kelompok-kelompok Islam yang tidak melakukan hal-hal yang beraliran radikalisme. Sering kali mereka mendapatkan stigma yang kurang baik dari masyarakat, padahal mereka hanya melakukan kegiatan keagamaan.

Di Indonesia sendiri memang banyak terdapat aliran-aliran Islam. Masyarakat Indonesia saat ini banyak yang menganut aliran Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU). Selain dua aliran tersebut, masih terdapat beberapa aliran Islam yang sering didengar di Indonesia. Namun, masyarakat Indonesia khususnya bagi para generasi muda harus lebih berhati-hati dalam memilih aliran yang akan dianut. Mengapa demikian? Karena bisa jadi aliran Islam yang diajarkannya menyimpang dan bersifat radikalisme.

Tindakan radikalisme sering terjadi di Indonesia. Di Indonesia sering terjadi kekerasan antarumat beragama. Serangkaian peledakan bom di gereja-gereja rawan terjadi setiap tahunnya. Masyarakat madani perlu diterapkan atau perlu diberdayakan di Indonesia, mengingat sering terjadi bentrok antar kelompok, baik kelompok agama maupun kelompok masyarakat yang lainnya. Untuk menciptakan Indonesia yang damai dan sejahtera, dibutuhkan masyarakat madani yang kuat. Beruntung Indonesia memiliki organisasi keislaman yaitu NU dan Muhammadiyah yang memiliki peranan dalam menata kehidupan masyarakat agar lebih teratur.

Indonesia merupakan negara yang majemuk, negara bhinneka tunggal ika yang kekayaannya tidak hanya karena keadaan geografisnya tetapi juga berasal sejarah perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri. Pendidikan tentang persatuan dan kesatuan tentunya sangat perlu diajarkan kepada masyarakat Indonesia, terutama bagi generasi muda. Hasil dari pendidikan tersebut dapat digunakan sebagai bekal untuk membentuk masyarakat madani. Pendidikan agama juga perlu diterapkan di Indonesia. Selain pelajaran formal, pendidikan agama juga sangat penting diajarkan. Pemahaman agama yang baik dapat membuat masyarakat tidak mudah terjerumus ke hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama atau tidak sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Pemahaman agama yang baik juga akan mengurangi adanya tindakan radikalisme yang menjadi salah satu tantangan bagi masyarakat madani.

Masyarakat Indonesia tidak hanya terdiri dari masyarakat yang beragama Islam saja. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Perbedaan tersebut seharusnya dapat menciptakan dan memperkuat persatuan yang ada. Di era globalisasi seperti saat ini sikap toleransi mulai terkikis oleh sikap ketidakpedulian dan radikalisme. Banyak paham-paham atau nilai-nilai yang masuk dan merusak nilai kearifan lokal dan karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus mempertahankan nilai-nilai yang sudah ada. Jangan sampai nilai-nilai yang sudah ada terkikis atau hilang begitu saja. Pemerintah dan masyarakat tentunya harus saling bekerja sama dalam melakukan upaya pertahanan dan mewujudkan masyarakat madani di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun