Mohon tunggu...
achmad hasan alkaf
achmad hasan alkaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Peringatan Kebangsaan terhadap Nasionalisme

10 Juni 2022   01:55 Diperbarui: 10 Juni 2022   02:02 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seni batik menjadi terkenal karena telah menjadi identitas sekaligus simbol masyarakat  baik  lokal  maupun  nasional.  Batik  sebagai  simbol  lokal  masyarakat secara implisit dapat teridentifikasi dari corak dan motifnya. Artinya ketika kita melihat corak dan motif batik, maka secara langsung dapat di identifikasi batik yang bersangkutan  diproduksi  di  daerah  mana,  misalnya  batik  Pekalongan.  

Secara nasional   batik   dianggap   merepresentasikan   identitas   budaya   sebuah   bangsa. Lembaga PBB yang membidangi masalah kebudayaan UNESCO telah menyetujuhi ”batik sebagai warisan budaya” yang dihasilkan oleh Indonesia. Tidak ada catatan resmi kapan batik Pekalongan mulai dikenal. 

Namun di tahun  1800-an  batik  Pekalongan  mengalami  perkembangan  pesat  tepat  setelah Perang Diponegoro atau Perang Jawa. Perang berdampak pada bergesernya kerabat keraton  dari  Yogyakarta  menuju  Pekalongan,  

para  keluarga  kerabat  keraton  ini tetap  ingin  mengembangkan  batik  meskipun  jauh  dari  Yogyakarta.  Sehingga kerabat keraton memiliki peran yang cukup besar dalam perkembangan  batik di Pekalongan. 

Namun tidak banyak masyarakat yang mengenal batik Pekalongan, hal ini disebabkan oleh kurangnya minat atas batik lokal. Tidak hanya kurangnya minat masyarakat untuk membeli batik, kurangnya masyarakat yang menjadi pengrajin batik pun turut memengaruhi eksistensi 

batik di kalangan masyarakat. Hal ini lah yang perlu menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat luas agar batik di Indonesia dapat tetap terjaga dan diminati. Pemerintah telah melakukan upaya untuk melestarikan batik di Indonesia, 

melalui    Sekretaris    Jendral    Menteri    Dalam    Negeri    Hadi    Prabowo    yang menandatangani  Surat  Edaran  Nomor  003.3/10132/SJ  tentang  Pemakaian  Baju Batik   dalam   Rangka Hari Batik Nasional 2   Oktober   2019.   

Berdasarkan   surat edaran tersebut Kemendagri mengimbau seluruh pejabat dan pegawai yang berada di dalam lingkungan pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota untuk mengenakan batik di tanggal 2 Oktober setiap tahunnya sebagai peringatan Hari Batik Nasional. 

Selain pegawai pemerintah, beberapa sekolah  juga turut mendorong para siswanya agar mengenakan batik saat perayaan Hari Batik Nasional. Hal ini juga merupakan  salah  satu  upaya  melestarikan  dan  mengenalkan  batik  pada masyarakat luas, terutama bagi pelajar dalam usia anak-anak sampai dewasa. Dengan  ditulisnya  gagasan  ini,  saya  selaku  penulis  berharap  gagasan  ini dapat berperan dalam menambah solusi serta 

menambal kekurangan yang ada pada solusi  terdahulu  mengenai  pelestarian  dan  pengenalan  batik  pada  masyarakat. Karena  pada  dasarnya  gagasan  ini  ditulis  sebagai  bentuk  nasionalisme  atas kebudayaan  nasional  yaitu  batik  agar  dapat  selalu  digunakan 

 dan  dibanggakan masyarakat sebagai salah satu warisan dunia. Dalam  Pelaksanaan  gagasan  ini  diperlukan  beberapa  pihak  yang  dapat menggerakkan masyarakat luas. Pihak pertama adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  yang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun